LAPORAN PENELITIAN "PENGARUH CAHAYA BAGI PERTUMBUHAN TANAMAN TOMAT"
KATA PENGANTAR
Berkat rahmat Allah SWT. Penyusunan Metode Ilmiah mengenai ‘Pengaruh Cahaya
Terhadap Tumbuhan Tomat’ dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini merupakan hasil yang
diperoleh oleh pelajar dalam mengikuti pembelajaran Ilmu pengetahuan dan
lingkungan hidup dan dapat juga dijadikan panduan dalam mengikuti pembelajaran
Ilmu pengetahuan .
Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang
telah memberikan masukan sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Ucapan terimakasih diucapkan penyusun kepada para teman - teman kelompok yang
telah memberikan kontribusi demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami dalam mengikuti pembelajaran Ilmu pengetahuan dan
lingkungan hidup .
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Sayuran merupakan
sebutan umum bagi bahan pangan asal tumbuhan yang biasanya mengandung kadar air
tinggi dan dikonsumsi dalam keadaan segar atau setelah diolah secara minimal.
Sebutan untuk beraneka jenis sayuran disebut sebagai sayuran atau sayur mayur.
Tomat merupakan salah satu sayur yang mengandung viamin C. tumbuhan memerlukan
fotosintesis termasuk juga pada tomat. Fotosintesis akan berlangsung dengan
memerlukan cahaya. Tanpa adaanya cahaya tumbuhan tidak dapat melakukan
fotosintesis. Cahaya sangat penting bagi pertumbuhan pada tumbuhan. Tanpa
adanya cahaya kehidupan tidak aan berlangsung. Sehingga kami ingin meneliti
pengaruh cahaya terhadap sayuran tomat.
2.1 Rumusan
masalah
Ø Bagaimana
pengaruh cahaya terang terhadap pertumbuhan tanaman tomat ?
Ø Bagaimana
pengaruh cahaya gelap terhadap pertumbuhan tanaman tomat ?
3.1 Tujuan
penelitian
Ø Untuk
mengetahui pengaruh cahaya pada tumbuhan tomat adalah tumbuhan tomat dapat
melakukan fotosintesis dengan baik karena memperoleh cahaya sangat baik.
Ø Untuk
mengetahui pengaruh tanpa cahaya terhadap pertumbuhan tomat adalah tumbuhan
tomat tidak dapat melakukan fotosintesis dengan baik karena tidak adanya cahaya
yang di gunakan untuk fotosintesis.
Manfaat penulisan
1. Untuk
pembaca
Dengan adanya penulisan laporan
penelitian ini dapat memberikan manfaat serta pengetahuan dan wawasan tentang
pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tanaman tomat.
2. Untuk
petani
Dengan adanya penulisan laporan penelitian
ini petani dapat mengetahui pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tumbuhan
tomat.
3. Untuk
siswa
Untuk membantu siswa agar mengetahui
pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tanaman tomat
TINJAUAN PUSTAKA
A. KAJIAN
TEORI
2.1 Tomat
Tomat termasuk
tanaman sayuran dalam family Solanaceae. Tanaman tomat banyak ditanam di
dataran tinggi, dataran sedang, atau dataran rendah. Tanaman tomat termasuk tanaman semusim
yang berumur sekitar 4 bulan. Tanaman tomat dapat ditanam sepanjang tahun. Namun,
waktu yang paling baik untuk menanam tomat adalah musim kemarau yang dibantu
dengan penyiraman secukupnya. Kendala utama tanaman tomat adalah serangan hama
dan penyakit (Pracaya,1994).
2.2 Sinar Matahari
Sinar matahari
memberikan berbagai pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, selain menyediakan
sumber energi untuk fotosintesis. Ketiadaan sinar akan mempengaruhi status
fisiologi jaringan tanaman. Kandungan karbohidrat akan berkurang pada
intersitas cahaya rendah atau gelap. Perubahan pada level hormon endogenis atau
komponen fisiologis lainnya dapat dipengaruhi oleh perubahan intensitas cahaya,
durasi, atau kualitas cahaya. Pengaruh ini mungkin terjadi pada tanaman tetua
atau kultur pada tahap tertentu(Yuliarti, 2010).
a. Pengaruh
teriknya / kerasnya sinar matahari
Setiap tanaman
berbeda-beda pengaruhnya terhadap kerasnya sinar matahari; ada tanaman yang
tumbuh lebih baik pada tempatyang terbuka, sebaliknya ada beberapa
tanaman yang tumbuh lebih baik pada tempat yang memakai peneduh atau tempat
yang teduh(AAK,1983).
b. Pengaruh
lama atau panjang sinar matahari terhadap tanaman
Pengaruh
lamanya sinar matahari terhadap tanaman disebut Foto-periodisme. lingkaran
perkembangan tanaman sehari-hari dipengaruhi oleh lama atau panjangnya
penyinaran; lamanya penyinaran di daerah tropis setiap hari tetap sama hanya
pada musim-musim penghujan karena sering terjadi mendung maka panjangnya
penyinaran sering berkurang, tetapi dimusim kemarau karena hampir tidak ada
mendung maka panjangnya dapat dikatakan hampir sama, sehingga praktis efeknya
sama bagi tanaman(AAK, 1983).
Cahaya matahari
merupakan sumber energi bagi proses fotosintesis. Serapan cahaya matahari oleh
tajuk tanaman merupakan faktor penting yang menentukan fotosintesis untuk
menghasilkan asimilat bagi pembentukan hasil akhir berupa biji(Indradewa,
Kastono dan soraya,2005).
Cahaya yang
dapat dipergunakan untuk fotosintesis adalah cahaya yang mempunyai panjang
gelombang antara 400-700 nm. Cahaya itu kemudian disebut sebagai radiasi aktif
untuk fotosintesis(Photosyntethic Active Radiation)(Purnomo 2005).
Cahaya matahari
sangat diperlukan dalam proses fisiologis tanaman untuk membentuk bagian
vegetaif tanaman (batang, cabang, dan daun) dan bagian generative (bunga, buah
dan biji). Dalam proses fisiologis, sinar matahari berfungsi sebagai sumber
energi untuk asimilasi. Kekurangan sinar matahari karena tertutup pohon atau
awan (mendung) pada musim hujan dapat menyebabkan tumbuhan memanjang
(etiolasi), kurus, lemah, dan pucat karena proses fotosintesis tidak berjalan
dengan baik. Sebaliknya, semakin besar energi sinar matahari yang diserap atau
ditangkap oleh tamaman, maka semakin besar pengaruhnya terhadap kenaikan hasil
tanaman. (dengan catatan; air, unsur-unsur hara, tenaga manusia dan
lain-lainnya cukup tersedia)(Cahyono,2008).
Intensitas
sinar matahari yang diperlukan oleh tanaman tergantung pada fase pertumbuhan
tanaman. Pada fase perkecambahan, tanaman tomat memerlukan sinar matahari yang
lemah. Oleh karena itu, pada fase perkecambahan tanaman tomat memerlukan
naungan karena sinar matahari langsung dapat membakar bibit yang sedang tumbuh.
Laju fotosintesis ini berbanding lurus dengan intensitas sinar matahari sampai
kira-kira 1.200 foot candle(Cahyono,2008).
Kebutuhan sinar
matahari sebagai sumber energi fotosintesis yang tergantung pada lamanya
penyinaran. Untuk mendapatkan hasil yang baik tanaman tomat memerlukan
penyinaran matahari sepanjang hari ditempat yang terbuka (sekitar 8 jam per
hari)(Cahyono,2008).
2.2.1 Taksonomi
Tanama tomat termasuk
family Solanaceae atau nightshade dan marga (genus)Lycopersicon atau Lycopersicum yang
terdiri atas beberapa jenis (species). Marga ini dibagi dalam
dua submarga(subgenus) (Pracaya,1994).
1. Subgenus
Eulycopersicon
Submarga Eulycopersicon mempunyai
buah warna merah dan enak dimakan (Pracaya,1994).
2. Submarga
Eriopersicon
Sub marga Eriopersicon mempunyai buah bewarna hijau dan terdiri dari empat
jenis, yaitu (Pracaya,1994):
a. Lycopersicon
cheesmanii Riley
b. Lycopersicon glandulosum C.H.
Muller
c. Lycopersicon
peruvianum Mill
Dalam taksonomi tumbuhan,
kedudukan tanaman tomat diklasifikasikan menurut sistematka sebagai
berikut(Pracaya,1994):
Divisi :
Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Anak divis :
Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup)
Kelas :
Dicotyledonae (tumbuhanberbiji belah atau berkeping dua)
Ordo (bangsa) : Solanales (Tubiflorae)
Family (suku) : Solanaceae
Genus (marga) : Lycopersicon (Lycoperisicum)
Spesies (jenis) : Lycopesicon
esculentum Mill
Adapun kandungan yang
dimiliki tomat antara lain :
Tomat memiliki kandungan vitamin C yang lebih
tinggi di bandingkan
jeruk! Berdasarkan
pada penelitian
diketahui bahwa tanaman tomat yang berwarna merah serat akan
kandungan vitamin C dan vitamin A. semakin
matang buah tomat kandungan vitaminya pun semakin
banyak. tomat tidak
hanaya kaya akan vitamin A dan vitamin C. Ternyata
buah tomat juga mengandung Lycopen, yaitu
semacam anti oksidan yang sangat berguna untuk menghancurkan radikal bebas akibat asap kendaraan, asap
rokok dan zat berbahaya lainnya yang masuk ke dalam tubuh,
lycopene juga diketahui berperan aktif dalam mencegah rusaknya sel
yang bias mengakibatkan kanker, seperti kanker prostat, kanker mulut rahim, dan
sebagainya. Namun tidak hanya itu saja. Pernah liat gel di luar biji tomat kan?
Nah, ternyata gel tersebut berkhasiat mencegah pembekuan darah yang bisa
menyebabkan sakit jantung dan stroke. Luar biasa bukan ? tidak hanya daging
buahnya saja, ternyata bijinya pun berkhasiat.
2.2.2 Morfologi
Tanaman omat
dalah tanaman semusim (annual) yang berbentuk herba dengan ketinggian 70
cm – 200 cm, tergantung varietasnya. Pada wakyu masih rendah tanaman masih bisa
berdiri tegak, tetapi seyelah tumbuh tinggi dan keluar cabang-cabang yang
menyebar, sehingga tidak dapat menahan beratnya, tanaman roboh dan tumbuh
menjalar. Morfologi tanaman tomat secara umum terdiri atas batang, daun, bunga,
buah, dan biji (Pracaya,1994).
1. Batang
Batang dan daun
berbulu kasar, mempunyai kelenjar yang dapat mengeluarkan bau kuat yang khas.
Percabangan batang bagian bawah bertipe monopodial atau batang
pokok masih kelihatan jelas dan lebih besar daripada cabangnya. Adapun batang
bagian atas percabangannya bertipe simpodial, atau cbatang
pokok sukar ditentukan/kurang jelas, karena perkembangan cabangnya lebih baik
daripada batang (Pracaya,1994).
Batang pokok
tanaman tomat dapat tumbuh terus, tetapi ada juga yang pertumbuhannya terhenti
setelah rangkaian bunga tumbuh. Selanjutnya, tumbuh tunas diketiak daun yang
akan menjadi cabang dan pada perkembangan lebih lanjut mrnjadi seperti batang
pokok. Setelah beberapa ruas, pertumbuhan tehenti dan dilanjutkan tunas dari
ketiak daun lain. Pecabangan yang demikian disebut simpodial (Pracaya,1994).
2. Daun
Daun terletak
dalam spiral yang teratur dengan phyllotaxy 2/5, dan merupakan
daun majemuk yang menyirip gasal (mparipinnatus). Pada tanaman tomat
varietas grandifolium,panjang daun antara 15 cm – 30 cm, dan lebar
daun antara 10cm- 25cm, dengan tangkai daun sepanjang 3 cm - 6 cm. jumlah sirip
daun besar antara 7-9 yang terletak berhadapan atan bergantian, sedikit
menggulung, dengan panjang antara 5 – 10 cm, serta bergerigi tidak teratur.
Diantara sirip besar ada sirip kecil. Selain itu, sirip besar ada yang bersirip
lagi atau bersirip ganda (bipinnatus).
3. Bunga
Rangkaian bunga
(bunga majemuk) terdiri dari 4 – 14 bunga. Rangkaian bunga terletak diantaraa
buku, pada ruas, atau ujung batang atau cabang. Bunga tomat merupakan bunga
banci (hermaphrodite) dengan garis tengah ± 1 cm. letak bunga
menggantung.
Bunga tomat
melakukan penyerbukan sendiri atau bersilang. Penyerbukan bersilang dibantu
lebah dan lebih banyak terjadi di daerah tropic daripada di daerah beriklim
sedang. Tepung sari yang telah melekat pada kepala putik pertumbuhannya lambat.
Adapun pembuahan terjadi di daerah ± 50 jam setelah penyerbukan. Penyerbukan
dan pembuahan yang terbaik berlangsung pada temperatur ± 21ºC.
4. Buah
Untuk membuat buah
tanpa biji dapat dilakukan dengan cara pemberian hormone bila tidak terjadi
penyerbukan. Misalnya IAA (Indole-3-Asetic Acid) yang dapat merangsang
terbentuknya buah tanpa biji (parthenocarpi).
Pada waktu
masih muda buah berwarna hijau dan berbulu. Selanjutnya, bila sudah masak kulit
buah menjadi mengilap dan berwarna merah atau kuning. Bentuk buah, antara lain
bulat, bulat serta datar pada pangkal atau ujungnya, bulat panjang, bulat
halus, bulat beralur, dan tidak teratur.
5. Biji
Biji tomat
berukuran kecil, dengan lebih 2mm – 4mm dan panjang 3mm - 5 mm. biji berbentuk
sseperti ginjal, ringan, berbulu, dan berwarna cokelat muda. Setiap gran
mengandung 200 – 500 biji, tergantung varietasnya.
2.2.3 Syarat Tumbuh
Syarat tumbuh tanaman tomat yang
meliputi keadaan iklim dan keadaan tanah diuraikan sebagai berikut(Pitoyo,
2005).
A. Iklim
Iklim merupakan
salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap produksi benih tomat.
Beberapa faktor iklim tersebut adalah cahaya matahari, suhu udara, curah hujan
dan angin. Keterkaitan masing-masing faktor tersebut terhadap kehidupan tanaman
tomat diuraikan sebagai berikut (Pitoyo, 2005).
1. Cahaya
matahari. Sinar ultraviolet dari matahari berperan dalam proses
fotosintesis. Selain itu, cahaya matahari berpengaruh terhadap pertumbuhan,
perkembangan, serta pembuahan. Tanaman tomat termasuk kelompok tanaman berhari
netral yang memerlukan penyinaran matahari minimal selama delapan jam per hari.
Di samping itu, tanaman ini akan timbul dengan baik di daerah yang memperoleh
intensitas cahaya tinggi, baik di daerah subtropis maupun tropis.
2. Suhu
udara. Suhu udara berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetative maupun
generative. Suhu malam yang rendah dapat menimbulkan rangsangan pembentukan
primordial bunga pada tanaman yang berasal dari daerah subtropics. Selama masa
pertumbuhannya, tanaman tomat menghaendaki suhu udara siang hari 24ºC. Kisaran
suhu udara yang ideal dan berpengaruh baik terhadap warna buah tomat adalah
24ºC - 28ºC.
3. Curah
hujan. Tanaman tomat pada fase vegetative memerlukan curah hujan yang
cukup. Sebaliknya, pada masa generative memerlukan curah hujan yang
sedikit,curah hujan yang ideal selama pertumbuhan tanaman tomat berkisar anyara
750 – 1250 mm per tahun.
4. Angin. Tanaman
tomat dapat tumbuh dengan hasil yang baik jika ditanam di lahan terbuka pada
musim yang tidak banyak hujan dan angin. Angin kencang cenderung merugikan
tanaman dari beberapa segi, antara lain mempercepat proses penguapan air di
lapisan tanah atas dan memacu evaporasi sehingga tanaman layu dan buah rontok.
B. Tanah
Keadaan tanah yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman tomat meliputi ketinggian tempat serta sifat-sifat
fisika, kimia, dan biologi tanah(Pitoyo, 2005).
1. Ketinggian tempat. Tanaman
tomat daoat tumbuh dengan baik di daerah dataran rendah hingga tinggi sampai
ketinggian 1.250 m dpl. Di Indonesia, tanaman tomat banyak dibudidayakan di
daerah dengan ketinggian mulai 100 m dpl. Ketinggian tempat berkaitan erat
dengan suhu udara siang dan malam hari.
2. Sifat fisika tanah. Pada
hakikatnya , tanamna tomat dapat ditanam pada segala jenos tanah, mulai tanah
pasir hingga tanah lempung. Namun demikian, tanaman ini lebih sesuai hidup pada
tanah yang gembur, berdrainase dan beraerasi baik, seta mengandung banyak
humus. Sifat fisika tanah yang demikian antara lain terdapat pada tanah
andosol, latosol, dan regosol.
3. Sifat kimia tanah. Hampir
setiap tanaman dan tumbuh dengan baik pada tanah yang bereaksi netral dengan kondisi
pH antara 6,0-7,0. Beberapa literature menyebutkan bahwa pH tanah untuk
pertumbuhan tanaman tomat berkisar antara 5-6.
4. Sifat biologi tanah. Kedaan
biologis tanah maupun lingkungan daerah yang akan dipergunakan untuk pertanaman
tomat berpengaruh terhadap keberhasilan penangkaran benih tomat. Populaasi
serta frekuensi kehadiran serangga penyerbuk sangat membantu keberhasilan
perbenihantomat.
Jenis-jenis tanaman tomat :
Berdasarkan
ketinggian tanamannya, jensi tomat dibagi menjadi 3 golongan utama, yaitu :
1.
Determinate
Golongan ini merupakan yang terpendek diantara tanaman tomat, yakni hanya berkisar antara 50-80 cm saja. Golongan ini tidak bisa tumbuh tinggi karena ujung tanamannya diakhiri dengan rangkaian bunga. Jenis ini relatif memiliki umur sangat pendek sehingga dapat cepat dipanen.
2. Intermediate
Pohon Tomat dengan golongan ini termasuk relatif tinggi dan dapat tumbuh hingga mencapai 2m. Namun demikian, meskipun batang tanamannya relatif tinggi umurnya hanya berkisar 4 bulan saja.
3. Hybrida
Golongan ini merupakan hasil persilangan antara golongan determinate dengan intermediate. Karena merupakan persilanngan antara keduanya, varietas ini memiliki sifat dari keduanya.
Selain dikelompokkan berdasarkan bentuk fisik tanamannya, jenis buah tomat juga banyak ditentukan berdasarkan bentuk buah dan juga kegunaannya. Beberapa jenis tomat yang lazim dikenal di masyarakat adalah sebagai berikut :
Golongan ini merupakan yang terpendek diantara tanaman tomat, yakni hanya berkisar antara 50-80 cm saja. Golongan ini tidak bisa tumbuh tinggi karena ujung tanamannya diakhiri dengan rangkaian bunga. Jenis ini relatif memiliki umur sangat pendek sehingga dapat cepat dipanen.
2. Intermediate
Pohon Tomat dengan golongan ini termasuk relatif tinggi dan dapat tumbuh hingga mencapai 2m. Namun demikian, meskipun batang tanamannya relatif tinggi umurnya hanya berkisar 4 bulan saja.
3. Hybrida
Golongan ini merupakan hasil persilangan antara golongan determinate dengan intermediate. Karena merupakan persilanngan antara keduanya, varietas ini memiliki sifat dari keduanya.
Selain dikelompokkan berdasarkan bentuk fisik tanamannya, jenis buah tomat juga banyak ditentukan berdasarkan bentuk buah dan juga kegunaannya. Beberapa jenis tomat yang lazim dikenal di masyarakat adalah sebagai berikut :
1. Tomat
Plum
Sesuai dengan namanya, penampilan tomat ini mirip buah plum. Bentuknya bulat lonjong, dagingnya banyak sekali mengandung air dan memiliki permukaan kulit yang tipis.
Tomat plum umumnya dipakai untuk tumisan dan masakan yang membutuhkan waktu memasak yang relatif lama seperti membuat saos tomat dan diolah sebagai jus tomat.
Sesuai dengan namanya, penampilan tomat ini mirip buah plum. Bentuknya bulat lonjong, dagingnya banyak sekali mengandung air dan memiliki permukaan kulit yang tipis.
Tomat plum umumnya dipakai untuk tumisan dan masakan yang membutuhkan waktu memasak yang relatif lama seperti membuat saos tomat dan diolah sebagai jus tomat.
2.
Tomat Beef
Tomat beef ini memiliki bentuk yang paling besar jika dibandingkan dengan jenis lainnya. Karena ukurannya yang besar tomat jenis ini sering kali digunakan untuk membuat sandwich atau hamburger. Tapi tidak jarang juga para chef menggunakannya untuk bahan tumisan atau masakan lain yang memerlukan tomat dalam ukuran besar.
Tomat beef ini memiliki bentuk yang paling besar jika dibandingkan dengan jenis lainnya. Karena ukurannya yang besar tomat jenis ini sering kali digunakan untuk membuat sandwich atau hamburger. Tapi tidak jarang juga para chef menggunakannya untuk bahan tumisan atau masakan lain yang memerlukan tomat dalam ukuran besar.
3.
Tomat Ceri
Tomat ini bentuknya kecil agak lonjong. Ketika masih muda warnanya hijau pucat dan ketika sudah masak warnanya berubah menjadi orange ke merahan. Rasanya dagingnya cukup manis, dan mengandung juice yang cukup banyak.
Tomat ini bentuknya kecil agak lonjong. Ketika masih muda warnanya hijau pucat dan ketika sudah masak warnanya berubah menjadi orange ke merahan. Rasanya dagingnya cukup manis, dan mengandung juice yang cukup banyak.
Umumnya
digunakan sebagai pelengkap salad atau dimakan dalam keadaan segar.
4.
Tomat Hijau
Sesuai dengan namanya, tomat ini berwarna hijau, teksturnya agak keras karena memiliki kandungan air yang sedikit. Sebenarnya tomat hijau adalah tomat yang dipanen sebelum masak.
Biasanya digunakan sebagai bahan tumisan karena rasanya yang cenderung segar.
Sesuai dengan namanya, tomat ini berwarna hijau, teksturnya agak keras karena memiliki kandungan air yang sedikit. Sebenarnya tomat hijau adalah tomat yang dipanen sebelum masak.
Biasanya digunakan sebagai bahan tumisan karena rasanya yang cenderung segar.
5.
Tomat Pear
Jens tomat ini memang mirip dengan buah pear (seperti air mata yang jatuh) hanya saja bentuknya jauh lebih kecil dari buah Pear. Memiliki warna beraneka ragam, mulai dari merah, orange, dan kuning dan rasanya cukup manis.
Umumnya dikonsumsi langsung atau ditambahkan sebagai bahan pelengkap salad. Tomat jenis ini kurang populer di Indonesia.
Jens tomat ini memang mirip dengan buah pear (seperti air mata yang jatuh) hanya saja bentuknya jauh lebih kecil dari buah Pear. Memiliki warna beraneka ragam, mulai dari merah, orange, dan kuning dan rasanya cukup manis.
Umumnya dikonsumsi langsung atau ditambahkan sebagai bahan pelengkap salad. Tomat jenis ini kurang populer di Indonesia.
6.
Tomat Anggur
Tomat Anggur merupakan varian tomat yang paling kecil diantara lainnya. Berbeda dengan tomat ceri yang cenderung lebih lonjong, bentuk tomat anggur cenderung lebih bulat dan lebih kecil.
Karena rasanya yang cukup manis, tomat anggur sering kali dikonsumsi secara langsung ataupun digunakan sebagai salad. Sering kali ketika di jual warnanya kuning dan merah. Tomat jenis ini juga jarang dijumpai di Indonesia.
Tomat Anggur merupakan varian tomat yang paling kecil diantara lainnya. Berbeda dengan tomat ceri yang cenderung lebih lonjong, bentuk tomat anggur cenderung lebih bulat dan lebih kecil.
Karena rasanya yang cukup manis, tomat anggur sering kali dikonsumsi secara langsung ataupun digunakan sebagai salad. Sering kali ketika di jual warnanya kuning dan merah. Tomat jenis ini juga jarang dijumpai di Indonesia.
Cara menanam tomat dalam polybag
Tomat dikategorikan sebagai sayuran,
meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah
maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl, tergantung dari varietasnya. Tanaman
tomat menghendaki tanah yang subur dan gembur, dengan pH sekitar 5,5-7.
Di alam bebas pohon tomat berbentuk
seperti perdu, ketinggiannya bisa mencapai tinggi 3 meter. Namun setelah
dibudidayakan tinggi tanaman ini tak lebih dari 2 meter dan biasanya ditopang
oleh ajir atau tali untuk menahan agar tidak roboh.
Tanaman tomat bisa tumbuh baik di berbagai media
seperti lahan terbuka, hidroponik, taman vertikultur dan media pot atau
polybag. Pada kesempatan kali ini kami akan menguraikan tentang cara menanam
tomat dalam polybag. Bila ingin mengetahui bercocok tanam tomat skala besar di
lahan terbuka baca panduan
umum budidaya tomat.
Pemilihan jenis tanaman
Secara umum, orang membedakan tomat dari bentuk
buahnya. Terdapat empat golongan tomat yang banyak beredar di pasaran yakni, (1)
Tomat buah atau tomat granola, bentuknya bulat dengan pangkal mendatar (2)
Tomat gondol, bentuknya lonjong biasa digunakan sebagai bahan baku saus, (3)
Tomat sayur, teskturnya keras rasanya sedikit kecut, (4) Tomat cherry,
bentuknya kecil rasanya manis kecut.
Cara menanam tomat dalam polybag tidaklah sulit.
Langkah pertama pilih jenis tomat dan varietas yang akan ditanam. Sesuaikan
lokasi tempat budidaya dengan varietas tomat yang akan dipilih, terutama untuk
kondisi iklim dan ketinggian tempat.
Untuk hasil yang maksimal, gunakan benih unggul
dari sumber yang terpercaya. Benih tomat dari berbagai varietas bisa didapatkan
di toko-toko pertanian. Keterangan mengenai sifat-sifat tanaman bisa dibaca
pada label yang tertera dalam kemasan benih.Penyemaian benih tomat
Cara menanam tomat dalam polybag sebaiknya
melalui tahap persemaian terlebih dahulu. Benih yang berupa biji harus
disemaikan menjadi bibit tanaman. Langkah ini diperlukan karena benih yang baru
tumbuh memerlukan perlakuan yang berbeda dengan tanaman yang telah tumbuh
besar.
Siapkan tempat dan media persemaian terlabih
dahulu. Pilih tempat persemaian yang terlindung dari hujan dan sinar matahari
secara langsung. Media persemaian bisa bermacam-macam, silahkan baca cara
membuat media persemaian untuk
hortikuktura.
Bentuk persemaian bisa berupa bedengan, rak
semai, atau polybag semai. Untuk persemaian dengan bedengan, buat larikan
diatas bedengan dengan kedalaman 1 cm dan jarak antar larik 5 cm. Kemudian
tanam benih tomat pada tiap larik dengan jarak 3 cm, tutup permukaannya dan
siram secukupnya.
Untuk persemaian yang menggunakan ploybag, isi
polybag dengan media persemaian. Bila tidak ada polybag bisa menggunakan daun
pisang. Kemudian benamkan benih tomat sedalam 1 cm kedalam media tersebut. Lalu
tutup permukaannya dan siram secukupnya. Setiap polybag cukup diisi satu benih.
Setelah benih disemaikan, lakukan penyiraman
setiap 2 kali sehari dengan gembor yang halus. Berhati-hatilah ketika menyiram,
jangan sampai merusak permukaan persemaian.
Pemupukan tambahan bisa diberikan setelah dua
minggu dengan pupuk cair organik, pupuk kompos atau NPK. Perawatan lain yang
harus dilakukan adalah penyiangan. Jangan sampai tumbuh gulma dalam area
persemaian. Bibit tanaman tomat siap dipindahkan dari tempat persemaian ke
dalam polybag setelah 30 hari atau sudah memiliki setidaknya 5 helai daun.
Pemindahan bibit tomat
Sebelum bibit dipindahkan, siapkan media tanam
dan polybag. Isi polybag tersebut dengan tanah, arang sekam, dan kompos dengan
perbandingan 2:1:1. Untuk lebih detailnya lihat cara membuat media tanam untuk
polybag.
Terdapat dua cara menanam tomat dari tempat
persemaian ke dalam polybag. Pertama, memindahkan bibit dengan dicabut.
Caranya, siram persemaian dengan air agar media tanam menjadi lunak. Lalu cabut
tanaman dengan hati-hati jangan sampai akar tanaman putus atau rusak. Kemudian
masukkan tanaman tersebut secara tegak lurus pada lubang tanam yang ada dalam
polybag. Posisi akar harus tegak lurus jangan sampai bengkok atau terlipat.
Atur kedalaman lubang tanam sesuai dengan panjang akar.
Kedua, memindahkan bibit dengan diputar. Caranya
tanaman tomat diangkat dengan media yang ada disekitarnya. Untuk bibit dari
bedengan, cungkil tanaman sedalam 10 cm dengan sekop atau tangan. Kemudian
angkat dan pindahkan berikut dengan tanahnya.
Untuk bibit dalam polybag semai, sobek atau
tarik plastik polybag semai kemudian dipindahkan beserta tanahnya kedalam
polybag yang lebih besar. Polybag semai dari plastik bisa dipakai
berulang-ulang.
Pemeliharaan dan perawatan
Pemeliharaan tanaman tomat dalam polybag atau
pot relatif mudah. Kesehatan tanaman lebih lebih terkontrol karena terhindar
dari penularan penyakit lewat akar. Jaga agar media tanam tidak terlalu kering.
Siram setidaknya 2 kali sehari, tetapi jangan terlalu basah untuk menghindari
busuk akar.
Siangi gulma yang terdapat dalam polybag secara
teratur. Apabila ada tanaman yang layu atau mati, cabut segera dan buang media
tanamnya agar tidak menulari tanaman lain. Perawatan lain yang diperlukan
adalah pemangkasan tunas dan pemberian ajir sebagai penopang tanaman.
Pupuk tanaman setelah satu minggu dengan kompos
sebanyak satu genggam untuk setiap polybag. Lakukan penambahan pupuk kompos
setiap bulan, atau bila terlihat tanaman kurang subur. Bila tanaman akan
berbuah bisa ditambahkan pupuk buah atau pupuk organik cair.
Hama dan peyakit tanaman tomat lumayan banyak. Bila terlihat
ada serangan hama, ambil hama tersebut secara manual. Buang daun atau batang
yang rusak terkena hama. Penyemprotan hendaknya dilakukan apabila benar-benar
diperlukan. Agar lebih aman untuk kesehatan dan lingkungan gunakan pestisida
organik yang lebih alami. Silahkan baca cara membuat pestisida organik.
Pemanenan
Tanaman tomat dalam polybag sudah bisa dipanen
setelah 3 bulan, tergantung dari varietasnya. Kriteria buah tomat yang siap
dipanen adalah yang berubah warna dari hijau ke kuning-kuningan atau tepi daun
terlihat kering dan batang menguning. Pemetikan dilakukan pada buah yang telah
matang saja.
Buah tomat tidak matang secara serentak. Lakukan
pemetikan setiap 2-3 hari sekali, jangan terlalu rapat untuk menghindari
kerusakan tanaman. Waktu pemetikan yang paling baik pagi dan sore hari, ketika
sinar matahari tidak terlalu terik. Demikian uraian singkat tenang cara menanam
tomat dalam polybag.
B. HIPOTESIS
Hama dan penyakit tanaman tomat
Pengendalian hama dan penyakit
merupakan salah satu faktor penting dalam usaha budidaya tanaman tomat.
Serangan hama dan penyakit bisa menurunkan produktivitas panen atau bahkan
menyebabkan kematian tanaman.
Pada kesempatan kali ini alamtani,
akan menguraikan berbagai macam hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman
tomat. Pengendalian yang tepat menolong kita untuk mendapatkan hasil panen yang
optimal.
Beberapa hama
yang sering menyerang tanaman keluarga Solanaceae dijumpai juga pada
tanaman tomat. Jenisnya bisa berupa ulat, kutu dan lalat. Sedangkan penyakit
tanaman tomat bisa berupa layu, busuk, serangan virus dan bakteri. Berikut ini
hama dan penyakit yang sering dijumpai dalam budidaya tanaman tomat di
Indonesia.
Hama tanaman tomat
a. Ulat buah
Ulat buah (Helicoverpa
armigera atau Heliothis armigera) menyerang daun, bunga dan buah
tomat. Ulat ini membuat lubang pada buah tomat secara berpindah-pindah. Buah
yang dilubangi akanmengalami infeksi dan membusuk.
Panjang tubuh
ulat buah sekitar 4-5 cm dengan permukaannya berkutil dan dtumbuhi bulu. Warna
ulat ini bervariasi dari mulai hijau, hijau kekuningan, kecoklatan hingga
hitam. Pada bagian samping tubuh terdapat garis bergemlombang dengan warna yang
lebih terang. Bentuk ngengatnya memiliki panjang 2 cm, dengan warna sayap
bagian luar coklat dan bagian dalamnya putih.
Ulat buah
dikendalikan dengan memungut manual ulat dan telurnya kemudian dibakar. Jaga kebersihan
kebun dari gulma dan semak belukar. Dalam bentuk ngegat bisa dikendalikan
dengan perangkap ultraviolet. Untuk penyemprotan gunakan jenis insektisida.
b. Ulat tanah
Ulat tanah
menyerang pangkal batang dan tangkai daun. Batang yang terkena gigitan ulat
tanah akan mudah patah dan mati. Selain itu, larva ulat buah menyerang
permukaan daun pada tanaman tomat yang masih muda. Serangan ulat tanah biasanya
menghebat di awal musim kemarau.
Bentuk tubuh
ulat tanah lebih pendek dari ulat buah, panjangnya sekitar 2 cm. Warna ulkat
tanah coklat tua dengan garis-garis dibagian sampingnya. Larva ulat buah
berkembang dan bersembunyi di bawah permukaan tanah hingga kedalaman 10 cm.
Larva akan keluar pada malam hari dan mulai menggiti tanaman tomat.
Ulat bisa
dikendalikan dengan memunguti larva pada sore atau malam hari. Larva biasanya
berkumpul di permukaan tanah. Pengolahan tanah yang baik bisa menekan
perkembangan ulat tanah. Bila serangan menghebat bisa disemprot dengan
insektisida.
c. Kutu daun hijau
Kutu daun hijau
(Aphis sp.) merupakan vektor pembawa virus. Jadi, tanaman tomat yang
dihinggapi kutu ini kan terkena penyebaran virus. Ukuran panjang kutu hijau
sekitar 2 mm. Ada yang bersayap dan tidak bersayap. Kutu yang bersayap warna
kepala dan dadanya coklat hingga kehitaman, bagian perutnya biasanya berwarna
hijau kekuningan. Kutu yang tidak bersayap berwarna hijau kekuningan.
Daun yang
terserang kutu hijau bervariasi, daun menjadi keriting dan kerdil, bentuknya
melengkung ke bawah. Bisa juga daun menyempit seperti pita. Warna daun mozaik
dan daun menjadi rapuh.
Untuk menekan
perkembangan hama ini bisa dengan penggunaan mulsa plastik perak, kutu hijau
tidak menyukai pantulan sinar matahari. Penyemprotan bisa memanfaatkan
insektisida.
e. Lalat putih
Lalat putih (Bemisicia
tabaci) atau disebut juga kutu kepul memiliki ciri berwarna putih,
permukaan tubuhnya dilapisi tepung putih. Panjang lalat ini kurang lebih 1 mm,
rentangan sayapnya sekitar 2 mm.
Tanaman tomat
yang terserang lalat putih akan terlihat seperti terselubungi tepung putih.
Bila disentuh tepung putih tersebut akan berhamburan. Akibat serangan hama ini
pertumbuhan tanaman menjadi terhambat dan kerdil. Daun akan mengecil dan
menggulung ke atas.
Perkembangan
hama ini bisa dikendalikan dengan penggunaan mulsa jerami atau mulsa kuning.
Selain itu bersihkan areal tanaman liar disekitar kebun. Penyemprotan bisa
menggunakan insektisida.
f. Lalat buah
Lalat buah (Bactrocera
sp.) panjang badannya sekitar 8 mm dengan sayap transparan warna tubuhnya
hijau kehitaman. Dalam bentuk belatung muda berwarna putih, menjelang tua
menjadi kekuningan panjangnya sekitar 1 cm. Belatung ini terletak dalam daging
buah.
Buah tomat
yang terserang lalat buah menjadi busuk, bila dibuka terdapat belatung. Pupa
lalat buah hidup dipermukaan tanah. Untuk mengendalikan hama ini, adalah dengan
melakukan pengolahan tanah yang benar. Balik tanah dengan dicangkul atau
dibajak, dan biarkan terkena sinar matahari selama beberapa hari hingga pupua
lalat mati.
Bisa juga
denngan membuat perangkap untuk lalat jantan. Sehingga lalat betina tidak
sempat dikawini dan populasinya menurun drastis. Buah yang terserang segera
dipetik dan dibakar. Bersihkan gulma disekitar tanaman tomat.
Penyakit tanaman tomat
a. Layu fusarium
Penyakit layu
fusarium disebabkan oleh serangan jamur Fusarium oxysporum. Jamur ini
awalnya menyerang dari akar kemudian berkembang ke lewat jaringan pembuluh.
Tanaman tomat yang terkena penyakit ini akan berubah menjadi layu dan mati.
Jaringan
pembuluh yang terserang berwarna coklat dan menghambat aliran air dari akar ke
daun. Sehingga daun dan batang atas menjadi layu.
Pada malam
hari tanaman masih terlihat segar, begitu ada sinar matahari dan terjadi
penguapan tanaman dengan cepat menjadi layu. Pada sore harinya, bisa kembali
menjadi segar dan keesokan harinya akan layu kembali hingga pada akhirnya mati.
Untuk
menghindari serangan penyakit ini gunakan benih yang resisten. Penggunaan mulsa
plastik juga bisa menekan perkembangan jamur dalam tanah. Hindari budidaya
tanaman tomat pada bekas lahan yang pernah terserang jamur ini. Berikan jeda
yang cukup lama hingga bisa kembali ditanami tomat.
b. Busuk daun
Penyakit
busuk daun disebabkan oleh jamur Phytophthora infestans. Biasanya menyerang
pada tanaman tomat di dataran tinggi. Gejala serangan pada daun terjadi bercak
coklat hingga hitam. Awalnya menyerang ujung dan sisi daun, kemudian meluas ke
seluruh permukaan daun hingga ke tangkai daun.
Tanaman yang
terserang penyakit ini harus segera dicabut dan dibakar, jangan di kubur.
Gunakan varietas unggul dan bebas jamur. Penyemprotan bisa menggunakan
fungisida.
c. Busuk buah
Busuk buah
disebabkan oleh cendawan Thanatephorus cucumeris. Penyakit ini
menyerang buah tomat. Buah yang terserang akan terlihat bercak kecil berwarna
coklat. Kemudian akan membesar, cekung dan bagian tengahnya retak.
Selain itu
ada busuk buah yang disebabkan oleh cendawan Colletotrichum coccodes.
Gejalanya terdapat bercak kecil berair, membulat dan cekung. Pada pangkal buah
dekat tangkai terdapat bercak ungu.
Pengendalian
adalah dengan menggunakan benih resisten. Sisa tanamn yang sakit tidak boleh
dipendam tapi harus dibakar untuk memutus siklus hidup cendawan. Gunakan air
untuk menopang tanaman tomat agar buah tidak menyentuh tanah. Lakukan rotasi
tanaman bila serangan meluas semprot dengan fungisida yang berbahan aktif
kaptafol.
d. Bercak bakteri
Penyakit
bercak bakteri disebabkan oleh Xanthomonas vesicatoria. Penyakit ini
bisa menyerang buah, daun dan batang tanaman tomat. Pada buah pada mulanya
terlihat bercak berair dan berubah menjadi bercak bergabus. Daun yang terserang
akan terlihat keriting dan mengering. Sedangkan batang yang terserang akan
terlihat kerang memanjang berwarna keabu-abuan.
Pengendalian
dilakukan dengan memilih benih unggul yang bebas penyakit. Rotasi tanama dengan
yang berbeda keluarga bisa membantu menekan resiko serangan. Tanaman yang
terserang dicabut dan dibakar. Penyemprotan bisa menggunakan bakterisida yang
mengandung antibiotik, gunakan dosis sesuai petunjuk.
4 Cara Mengatasi Penyakit pada Tanaman Tomat yang Wajib Diketahui
Budidaya tanaman merupakan salah satu
kegiatan yang memiliki banyak manfaat. Terbukti, selain memperoleh keuntungan
ekonomis dengan menanam tanaman kita juga bisa memperoleh manfaat kesehatan
serta mampu melatih keseimbangan emosional kita.
Tidak hanya sampai disitu,
membudidayakan tanaman juga mampu meningkatkan kecerdasan otak dan menambah
kreatifitas. Hal ini terjadi karena banyak hal yang harus dilakukan dan
dihadapi ketika anda menanam suatu tanaman.
Diantara sekian banyak jenis tanaman
anda pasti mengenal tanaman tomat. Buah tomat seringkali kita jumpai pada
masakan karena ia memang bisa dipakai untuk berbagai keperluan memasak.
Bukan hal yang baru jika tanaman
tomat dibudidayakan. Tidak hanya diladang atau pedesaan, kini bahan kita bisa
menjumpai masyarakat kota yang menanam tomt di pekarangan rumahnya. Kali ini
kami bukan hendak mengajarkan cara menanam tomat karena anda bisa membacanya di
artikel kami sebelumnya seperti Cara Menanam Tomat Hidroponik dan Cara Menanam Tomat dalam Polybag. Anda tentu tahu bahwa salah satu
kendala dalam budidaya tanaman tomat adalah serangan hama dan penyakit
tanaman tomat. Sekarang kami akan mengulas cara mengatasi penyakit pada tanaman
tomat.
Beberapa penyakit tanaman tomat yang
paling sering adalah busuk daun, busuk buah, bulai dan layu fusarium. Meski
demikian sebenarnya masih banyak lagi penyakit yang lain hanya saja kasusnya
tidak begitu hebat. Mari kita kenali dan kita bahas satu per satu penyakit
tanaman tomat dan bagaimana cara
mengatasi penyakit tanaman tomat tersebut.
1. Cara Mengatasi Penyakit
Busuk Daun pada Tanaman Tomat
Pada budidaya tanaman tomat,
busuk daun merupakan salah satu penyakit yang sangat ditakuti oleh kalangan
petani karena mampu menurunkan produksi tanaman tomat secara drastis. Penyakit
busuk daun pada tanaman tomat biasanya disebabkan oleh cendawan pathogen. Namun
ternyata ada juga busuk daun tanaman tomat yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Xanthomonas vesicatoria hanya saja kasus ini lebih jarang terjadi.
Penyebab utama busuk daun
tanaman tomat dan yang paling sering adalah karena infeksi cendawan Phytopthora
Infestans. Cendawan ini akan menimbulkan bercak kecoklatan pada area daun lalu
sekitarnya menjadi kuning dan akhirnya sebagian beasar atau bahkan seluruh daun
menjadi busuk. Jika tak segera ditangani penyakit busuk daun dapat mematikan
tanaman tomat.
Cara mengatasi busuk daun pada
tanaman tomat ialah dengan menggunakan fungisida kontak berbahan aktif mancozeb
yang disemprotkan 2-4 hari berturut-turut lalu disambung fungisida sistemik
berbahan aktif metalaksil untuk pengobatan dari dalam. Agar tidak terjadi
serangan terlalu parah maka sebelum terjadi serangan sebaiknya anda melakukan
langkah pencegahan.
Langkah pencegahan terbaik untuk
busuk daun pada tanaman tomat adalah dengan menggunakan fungisida sistemik
berbahan aktif metalaksil setiap 10 hari sekali dan menggunakan fungisida
kontak mancozeb setiap 5 hari sekali.
2. Cara Mengatasi Penyakit
Busuk Buah pada Tanaman Tomat
Penyakit busuk buah pada tanaman bisa
disebabkan oleh 3 hama yakni serangga, jamur dan bakteri patogen. Mari kita
ulas lebih lanjut satu per satu.
- Serangga Patogen
Hama serangga penyebab busuk buah
tomat yang paling utama adalah lalat buah. Sedang yang secara tak langsung
ialah ulat yang memakan sebagian kulit dan daging buah. Lalat buah akan
menyengat buah dan meninggalkan telurnya yang kemudian akan menetas menjadi
larva dan memakan daging buah dari dalam.
Untuk mengatasi penyakit tanaman
tomat karena serangga ini tentu kita harus menggunakan insektisida
sistemik maupun kontak. Jika anda sudah menemukan gejala serangan, anda harus
segera melakukan penyemprotan insektisida kontak dan sistemik. Untuk kontak
sebaiknya gunakan bahan aktif sipermetrin dan sistemiknya gunakan bahan aktif
metomil.
- Jamur Patogen
Hama jamur patogen penyebab busuk
buah pada tomat adalah antraknosa. Cendawan ini memang menyerang banyak jenis
tanaman buah. Gejalanya ialah terjadinya bercak (lesi) busuk berwarna coklat
atau kehitaman dengan pola melingkar dan memiliki mata di tengahnya. Cara
mengatasi serangan antraknosa pada tanaman tomat ialah dengan menanam
benih unggul yang toleran antraknosa serta menentukan tanggal tanam tomat agar
panen buah tidak jatuh di musim penghujan.
Cara mengatasi penyakit tanaman tomat
ini adalah jika anda menemui gejala serangan antraknosa pada tanaman tomat anda
maka sebaiknya anda segera menyemprotkan fungisida berbahan aktif propineb
selama 3 hari berturut-turut. Setelah itu semprotkan fungisida berbahan aktif
azol.
- Bakteri Patogen
Banyak sekali jenis bakteri yang
menyebabkan busuk buah, namun pada buah tomat karena posisi buah menggantung
maka serangan bakteri tidak akan begitu hebat. Hanya saja bakteri seperti Xanthomonas
vesicatoria yang tadinya hanya menginfeksi daun dan batang, apabila ada
bagian kulit buah yang terluka maka ini bisa menjadi jalan masuk utama bagi
bakteri untuk menginfeksi buah tersebut dan membusukkannya. Hal ini biasanya
merupakan tindak lanjut dari serangan ulat. Untuk mengatasi penyakit tanaman
tomat ini anda bisa menggunakan bakterisida berbahan aktif streptomicin atau
tembaga hidroksida.
3. Layu Fusarium
Untuk penyakit layu fusarium
merupakan penyakit yang paling susah diatasi jika sudah terjadi serangan karena
hingga saat ini belum ditemukan cara mengatasi penyakit tanaman tomat yang satu
ini. Belum ada Fungisida kontak maupun sistemik yang efektif untuk mengatasi
serangan layu fusarium yang sudah terjadi pada tanaman. Tanaman yang semula
sehat akan nampak layu disiang hari dan sekitar 7 – 10 hari maka tanaman akan
mati.
Pencegahan merupakan langkah paling
efektif hingga saat ini yakni dengan menerapkan aplikasi trichoderma pada pupuk
dasar bedengan serta melakukan pengkocoran trichoderma dengan rutin..
4. Bulai Daun (Gemini)
Bukan hanya tanaman cabe dan jagung
saja yang mudah terserang bulai daun, namun tanaman tomat juga berpotensi
terserang bulai daun. Gejalanya mirip sekali dengan bulai daun pada cabe. untuk
mencegahnya sebaiknya anda menanam varietas tomat yang tahan virus gemini. Dan
untuk mengobati tanaman yang sudah bulai maka gunakan bahan aktif
hidroksibenzoat.
BAB III
BAHAN DAN METODE
3.1 Alat Dan Bahan
1. Polybag 3 lembar
2. Biji tomat 15 biji
3. Tanah
4. Pupuk kandang
5. Air
6. Kardus
3.2 Metode Kerja
1. Siapkan alat dan bahan
2. Keringkan biji tomat yang buahnya matang
3. Rendam biji tomat tersebut didalam air selama
12 jam
4. Campurkan pupuk kandang dengan tanah
5. Setelah biji tomat di rendam, lakukan
penyeleksian dengan cara memasukan biji tomat kedalam air, lalu ambil biji
tomat yang tenggelam untuk ditanamkan
6. Masukan tanah yang telah dicampur pupuk kedalam
setiap polybag
7. Letakan biji tomat didalam polybag yang telah
diisi campuran tanah dengan pupuk. Setiap polybag diisi oleh 5 biji tomat
8. Letakan polybag pertama diluar rumah agar
mendapatkan cahaya matahari secara langsung. Selanjutnya letakan polybag kedua
di dalam ruangan yang tersinari cahaya matahari secara tidak langsung. Lalu
untuk polybag ketiga letakan di tempat tertutup yang tidak ada sinar matahari
(dalam keadaan gelap) namun tetap harus ada udara.
9. Amati perubahan tinggi pada setiap polybag
10. Lakukan pengamatan tersebut selama 12 hari dan ambil gambar setiap polybag
dalam selang waktu 3 hari
BAB IV
HASIL DAN ANALISI
4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1 Hasil pengamatan dalam tabel
POLYBAG
|
HARI KE
|
|||
3
|
6
|
9
|
12
|
|
1.
(CAHAYA LANGSUNG)
|
2.3
|
3.5
|
4
|
4.5
|
1.8
|
3
|
3.4
|
3.6
|
|
1.8
|
3
|
3.5
|
3.7
|
|
0.6
|
2.6
|
3.1
|
3.4
|
|
0.3
|
2.9
|
3.9
|
4.9
|
|
RATA-RATA
|
1.36
|
3
|
3.58
|
4.02
|
2.
(CAHAYA TIDAK LANGSUNG)
|
7
|
7.3
|
8.3
|
8.8
|
2.3
|
7
|
7
|
7.2
|
|
2
|
4.5
|
5.5
|
5.7
|
|
1.3
|
4.3
|
5
|
5.5
|
|
0.4
|
5.1
|
6.8
|
8
|
|
RATA-RATA
|
2.6
|
5.64
|
6.52
|
7.04
|
3.
(TANPA CAHAYA/
GELAP)
|
0.8
|
8.8
|
6.5
|
10.5
|
0.8
|
6.5
|
10.5
|
6.5
|
|
0.2
|
5.3
|
5.4
|
||
0.4
|
6.3
|
7.6
|
||
0.6
|
7.3
|
9.5
|
||
RATA-RATA
|
0.56
|
6.84
|
7.9
|
8.5
|
4.1.2 Hasil pengamatan dalam diagram
4.2 Analisis
Dari ke-3 polybag yang disimpan di tempat yang berbeda, setelah 12 hari
diamati, tumbuhan yang palin tinggi adalah tumbuhan yang tidak mendapatkan
sinar matahari (gelap). Hal ini karena kerja hormone auksin yang ada pada
tumbuhan tidak dihambat oleh sinar matahari, sehingga tanaman tomat tersebut
akan tumbuh lebih tinggi dari tanaman yang lain.
Hormone auksin akan terurai apabila terkena sinar matahari, peristiwa ini
akan menghambat pertumbuhan tanaman tomat. Oleh karena itu, tumbuhan yang
mendapatkan sinar matahari langsung lebih pendek daripada tanaman tomat yang
lain. Sejalan dengan itu, tumbuhan yang mendapatkan sinar matahari secara tidak
langsung tidak menunjukan hasil yang sangat signifikan, dalam artian tumbuah
ini tidak tumbuh lebih tinggi daripada tanaman yang disimpan di tempat yang
gelap, dan tumbuh lebih tinggi daripada tanaman yang yang mendapatkan sinar
matahari secara langsung. Perbedaan ini terjadi karena intensitas cahaya yang
didapatkan setiap polybag berbeda.
Jika ditinjau dari pertumbuhan tinggi tanaman, tumbuhan yang disimpan di
tempat yang gelap lebih tinggi dari tanaman yang lain. Hal ini berbanding
terbalik dari bertumbuhan batang dan daunnya. Daun pada tumbuhan yang
mendapatkan sinar matahari langsung lebih banyak daripada tumbuhan yang lain
meskipun tanaman ini lebih pendek, sehingga setelah 12 hari tumbuhan ini tumbuh
dengan subur.
Setelah hari ke-12, tumbuhan yang disimpan di tempat yang gelap
satu-persartu mati. Meskipun tanaman ini lebih tinggi, tetapi daun dan batang
dari tanaman ini terlihat kering. Artinya, tumbuhan yang baik adalah tumbuhan
yang mendapatkan sinar matahari secara langsung.
BAB V
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan selam 12 hari, tanaman yang
dapat tumbuh dengan baik adalah tanaman yang mendapatkan sinar matahari secara
langsung. Meskipun hormone auksin akan terurai apabila terkena sinar matahari
yang selanjutnya akan menghambat pertumbuhan tinggi tanaman, tetapi sinar
matahari sangat berperan penting dalam proses fotosintesis
5.2 Saran
Saran yang dapat penyusun sampaikan ialah bagi para petani tanaman tomat
hendaknya memberikan pencahayaan yang baik bagi tananmannya agar tanaman
tersebut dapat tumbuh dengan baik. Selain daripada itu, pemberian pupuk juga
sangat penting untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Daftar pustakanya mana ya kak?
BalasHapus