LAPORAN PENELITIAN "PENGARUH CAHAYA BAGI PERTUMBUHAN TANAMAN TOMAT"



KATA PENGANTAR

Berkat rahmat Allah SWT. Penyusunan Metode Ilmiah mengenai ‘Pengaruh Cahaya Terhadap Tumbuhan Tomat’ dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini merupakan hasil yang diperoleh oleh pelajar dalam mengikuti pembelajaran Ilmu pengetahuan dan lingkungan hidup dan dapat juga dijadikan panduan dalam mengikuti pembelajaran Ilmu pengetahuan .

Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberikan masukan sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Ucapan terimakasih diucapkan penyusun kepada para teman - teman kelompok yang telah memberikan kontribusi demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dalam mengikuti pembelajaran Ilmu pengetahuan dan lingkungan hidup .













BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Sayuran merupakan sebutan umum bagi bahan pangan asal tumbuhan yang biasanya mengandung kadar air tinggi dan dikonsumsi dalam keadaan segar atau setelah diolah secara minimal. Sebutan untuk beraneka jenis sayuran disebut sebagai sayuran atau sayur mayur. Tomat merupakan salah satu sayur yang mengandung viamin C. tumbuhan memerlukan fotosintesis termasuk juga pada tomat. Fotosintesis akan berlangsung dengan memerlukan cahaya. Tanpa adaanya cahaya tumbuhan tidak dapat melakukan fotosintesis. Cahaya sangat penting bagi pertumbuhan pada tumbuhan. Tanpa adanya cahaya kehidupan tidak aan berlangsung. Sehingga kami ingin meneliti pengaruh cahaya terhadap sayuran tomat.

2.1  Rumusan masalah
Ø  Bagaimana pengaruh cahaya terang terhadap pertumbuhan tanaman tomat ?
Ø  Bagaimana pengaruh cahaya gelap terhadap pertumbuhan tanaman tomat ? 

3.1  Tujuan penelitian
Ø  Untuk mengetahui pengaruh cahaya pada tumbuhan tomat adalah tumbuhan tomat dapat melakukan fotosintesis dengan baik karena memperoleh cahaya sangat baik.
Ø  Untuk mengetahui pengaruh tanpa cahaya terhadap pertumbuhan tomat adalah tumbuhan tomat tidak dapat melakukan fotosintesis dengan baik karena tidak adanya cahaya yang di gunakan untuk fotosintesis.








Manfaat penulisan
1.      Untuk pembaca
Dengan adanya penulisan laporan penelitian ini dapat memberikan manfaat serta pengetahuan dan wawasan tentang pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tanaman tomat.

2.      Untuk petani
Dengan adanya penulisan laporan penelitian ini petani dapat mengetahui pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tumbuhan tomat. 

3.      Untuk siswa
Untuk membantu siswa agar mengetahui pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tanaman tomat


















TINJAUAN PUSTAKA


A. KAJIAN TEORI
2.1 Tomat
Tomat termasuk tanaman sayuran dalam family Solanaceae. Tanaman tomat banyak ditanam di dataran tinggi, dataran sedang, atau dataran rendah. Tanaman tomat termasuk  tanaman semusim yang berumur sekitar 4 bulan. Tanaman tomat dapat ditanam sepanjang tahun. Namun, waktu yang paling baik untuk menanam tomat adalah musim kemarau yang dibantu dengan penyiraman secukupnya. Kendala utama tanaman tomat adalah serangan hama dan penyakit (Pracaya,1994).

2.2 Sinar Matahari
Sinar matahari memberikan berbagai pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, selain menyediakan sumber energi untuk fotosintesis. Ketiadaan sinar akan mempengaruhi status fisiologi jaringan tanaman. Kandungan karbohidrat akan berkurang pada intersitas cahaya rendah atau gelap. Perubahan pada level hormon endogenis atau komponen fisiologis lainnya dapat dipengaruhi oleh perubahan intensitas cahaya, durasi, atau kualitas cahaya. Pengaruh ini mungkin terjadi pada tanaman tetua atau kultur pada tahap tertentu(Yuliarti, 2010).
a.    Pengaruh teriknya / kerasnya sinar matahari
Setiap tanaman berbeda-beda pengaruhnya terhadap kerasnya sinar matahari; ada tanaman yang tumbuh lebih baik pada tempatyang terbuka, sebaliknya ada beberapa tanaman yang tumbuh lebih baik pada tempat yang memakai peneduh atau tempat yang teduh(AAK,1983).
b.    Pengaruh lama atau panjang sinar matahari terhadap tanaman
Pengaruh lamanya sinar matahari terhadap tanaman disebut Foto-periodisme. lingkaran perkembangan tanaman sehari-hari dipengaruhi oleh lama atau panjangnya penyinaran; lamanya penyinaran di daerah tropis setiap hari tetap sama hanya pada musim-musim penghujan karena sering terjadi mendung maka panjangnya penyinaran sering berkurang, tetapi dimusim kemarau karena hampir tidak ada mendung maka panjangnya dapat dikatakan hampir sama, sehingga praktis efeknya sama bagi tanaman(AAK, 1983).
Cahaya matahari merupakan sumber energi bagi proses fotosintesis. Serapan cahaya matahari oleh tajuk tanaman merupakan faktor penting yang menentukan fotosintesis untuk menghasilkan asimilat bagi pembentukan hasil akhir berupa biji(Indradewa, Kastono dan soraya,2005).
Cahaya yang dapat dipergunakan untuk fotosintesis adalah cahaya yang mempunyai panjang gelombang antara 400-700 nm. Cahaya itu kemudian disebut sebagai radiasi aktif untuk fotosintesis(Photosyntethic Active Radiation)(Purnomo 2005).
Cahaya matahari sangat diperlukan dalam proses fisiologis tanaman untuk membentuk bagian vegetaif tanaman (batang, cabang, dan daun) dan bagian generative (bunga, buah dan biji). Dalam proses fisiologis, sinar matahari berfungsi sebagai sumber energi untuk asimilasi. Kekurangan sinar matahari karena tertutup pohon atau awan (mendung) pada musim hujan dapat menyebabkan tumbuhan memanjang (etiolasi), kurus, lemah, dan pucat karena proses fotosintesis tidak berjalan dengan baik. Sebaliknya, semakin besar energi sinar matahari yang diserap atau ditangkap oleh tamaman, maka semakin besar pengaruhnya terhadap kenaikan hasil tanaman. (dengan catatan; air, unsur-unsur hara, tenaga manusia dan lain-lainnya cukup tersedia)(Cahyono,2008).
Intensitas sinar matahari yang diperlukan oleh tanaman tergantung pada fase pertumbuhan tanaman. Pada fase perkecambahan, tanaman tomat memerlukan sinar matahari yang lemah. Oleh karena itu, pada fase perkecambahan tanaman tomat memerlukan naungan karena sinar matahari langsung dapat membakar bibit yang sedang tumbuh. Laju fotosintesis ini berbanding lurus dengan intensitas sinar matahari sampai kira-kira 1.200 foot candle(Cahyono,2008).
Kebutuhan sinar matahari sebagai sumber energi fotosintesis yang tergantung pada lamanya penyinaran. Untuk mendapatkan hasil yang baik tanaman tomat memerlukan penyinaran matahari sepanjang hari ditempat yang terbuka (sekitar 8 jam per hari)(Cahyono,2008).





2.2.1   Taksonomi
Tanama tomat termasuk family Solanaceae atau nightshade dan marga (genus)Lycopersicon atau Lycopersicum yang terdiri atas beberapa jenis (species).  Marga ini dibagi dalam dua submarga(subgenus) (Pracaya,1994).

1.    Subgenus Eulycopersicon
Submarga Eulycopersicon mempunyai buah warna merah dan enak dimakan (Pracaya,1994).

2.    Submarga Eriopersicon
Sub marga Eriopersicon mempunyai buah bewarna hijau dan terdiri dari empat jenis, yaitu (Pracaya,1994):
a.       Lycopersicon cheesmanii Riley
b.      Lycopersicon glandulosum C.H. Muller
c.       Lycopersicon peruvianum Mill
Dalam taksonomi tumbuhan, kedudukan tanaman tomat diklasifikasikan menurut sistematka sebagai berikut(Pracaya,1994):
Divisi                    : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Anak divis            : Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup)
Kelas                    : Dicotyledonae (tumbuhanberbiji belah atau berkeping dua)
Ordo (bangsa)      : Solanales (Tubiflorae)
Family (suku)       : Solanaceae
Genus (marga)     : Lycopersicon (Lycoperisicum)
Spesies (jenis)      : Lycopesicon esculentum Mill




Adapun kandungan yang dimiliki tomat antara lain :
Tomat memiliki kandungan vitamin C yang lebih tinggi di bandingkan  jeruk! Berdasarkan pada  penelitian diketahui bahwa tanaman tomat yang  berwarna merah serat akan kandungan  vitamin C dan vitamin A. semakin matang buah tomat kandungan vitaminya pun semakin banyak. tomat tidak hanaya kaya akan vitamin A dan vitamin C. Ternyata buah tomat juga mengandung  Lycopen, yaitu semacam anti oksidan yang sangat berguna untuk menghancurkan radikal bebas akibat asap kendaraan, asap rokok dan zat berbahaya lainnya yang masuk ke dalam tubuh, lycopene juga diketahui berperan aktif dalam mencegah rusaknya sel yang bias mengakibatkan kanker, seperti kanker prostat, kanker mulut rahim, dan sebagainya. Namun tidak hanya itu saja. Pernah liat gel di luar biji tomat kan? Nah, ternyata gel tersebut berkhasiat mencegah pembekuan darah yang bisa menyebabkan sakit jantung dan stroke. Luar biasa bukan ? tidak hanya daging buahnya saja, ternyata bijinya pun berkhasiat.
2.2.2   Morfologi
Tanaman omat dalah tanaman semusim (annual) yang berbentuk herba dengan ketinggian 70 cm – 200 cm, tergantung varietasnya. Pada wakyu masih rendah tanaman masih bisa berdiri tegak, tetapi seyelah tumbuh tinggi dan keluar cabang-cabang yang menyebar, sehingga tidak dapat menahan beratnya, tanaman roboh dan tumbuh menjalar. Morfologi tanaman tomat secara umum terdiri atas batang, daun, bunga, buah, dan biji (Pracaya,1994).

1.    Batang
Batang dan daun berbulu kasar, mempunyai kelenjar yang dapat mengeluarkan bau kuat yang khas. Percabangan batang bagian bawah bertipe monopodial atau batang pokok masih kelihatan jelas dan lebih besar daripada cabangnya. Adapun batang bagian atas percabangannya bertipe simpodial, atau cbatang pokok sukar ditentukan/kurang jelas, karena perkembangan cabangnya lebih baik daripada batang (Pracaya,1994).
Batang pokok tanaman tomat dapat tumbuh terus, tetapi ada juga yang pertumbuhannya terhenti setelah rangkaian bunga tumbuh. Selanjutnya, tumbuh tunas diketiak daun yang akan menjadi cabang dan pada perkembangan lebih lanjut mrnjadi seperti batang pokok. Setelah beberapa ruas, pertumbuhan tehenti dan dilanjutkan tunas dari ketiak daun lain. Pecabangan yang demikian disebut simpodial (Pracaya,1994).
2.    Daun
Daun terletak dalam spiral yang teratur dengan phyllotaxy 2/5, dan merupakan daun majemuk yang menyirip gasal (mparipinnatus). Pada tanaman tomat varietas grandifolium,panjang daun antara 15 cm – 30 cm, dan lebar daun antara 10cm- 25cm, dengan tangkai daun sepanjang 3 cm - 6 cm. jumlah sirip daun besar antara 7-9 yang terletak berhadapan atan bergantian, sedikit menggulung, dengan panjang antara 5 – 10 cm, serta bergerigi tidak teratur. Diantara sirip besar ada sirip kecil. Selain itu, sirip besar ada yang bersirip lagi atau bersirip ganda (bipinnatus).

3.    Bunga
Rangkaian bunga (bunga majemuk) terdiri dari 4 – 14 bunga. Rangkaian bunga terletak diantaraa buku, pada ruas, atau ujung batang atau cabang. Bunga tomat merupakan bunga banci (hermaphrodite) dengan garis tengah ± 1 cm. letak bunga menggantung.
Bunga tomat melakukan penyerbukan sendiri atau bersilang. Penyerbukan bersilang dibantu lebah dan lebih banyak terjadi di daerah tropic daripada di daerah beriklim sedang. Tepung sari yang telah melekat pada kepala putik pertumbuhannya lambat. Adapun pembuahan terjadi di daerah ± 50 jam setelah penyerbukan. Penyerbukan dan pembuahan yang terbaik berlangsung pada temperatur ± 21ºC.


4.    Buah
Untuk membuat buah tanpa biji dapat dilakukan dengan cara pemberian hormone bila tidak terjadi penyerbukan. Misalnya IAA (Indole-3-Asetic Acid) yang dapat merangsang terbentuknya buah tanpa biji (parthenocarpi).
Pada waktu masih muda buah berwarna hijau dan berbulu. Selanjutnya, bila sudah masak kulit buah menjadi mengilap dan berwarna merah atau kuning. Bentuk buah, antara lain bulat, bulat serta datar pada pangkal atau ujungnya, bulat panjang, bulat halus, bulat beralur, dan tidak teratur.

5.    Biji
Biji tomat berukuran kecil, dengan lebih 2mm – 4mm dan panjang 3mm - 5 mm. biji berbentuk sseperti ginjal, ringan, berbulu, dan berwarna cokelat muda. Setiap gran mengandung 200 – 500 biji, tergantung varietasnya.

2.2.3   Syarat Tumbuh
Syarat tumbuh tanaman tomat yang meliputi keadaan iklim dan keadaan tanah diuraikan sebagai berikut(Pitoyo, 2005).
A.      Iklim
Iklim merupakan salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap produksi benih tomat. Beberapa faktor iklim tersebut adalah cahaya matahari, suhu udara, curah hujan dan angin. Keterkaitan masing-masing faktor tersebut terhadap kehidupan tanaman tomat diuraikan sebagai berikut (Pitoyo, 2005).
1.        Cahaya matahari. Sinar ultraviolet dari matahari berperan dalam proses fotosintesis. Selain itu, cahaya matahari berpengaruh terhadap pertumbuhan, perkembangan, serta pembuahan. Tanaman tomat termasuk kelompok tanaman berhari netral yang memerlukan penyinaran matahari minimal selama delapan jam per hari. Di samping itu, tanaman ini akan timbul dengan baik di daerah yang memperoleh intensitas cahaya tinggi, baik di daerah subtropis maupun tropis.
2.        Suhu udara. Suhu udara berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetative maupun generative. Suhu malam yang rendah dapat menimbulkan rangsangan pembentukan primordial bunga pada tanaman yang berasal dari daerah subtropics. Selama masa pertumbuhannya, tanaman tomat menghaendaki suhu udara siang hari 24ºC. Kisaran suhu udara yang ideal dan berpengaruh baik terhadap warna buah tomat adalah 24ºC - 28ºC.
3.        Curah hujan. Tanaman tomat pada fase vegetative memerlukan curah hujan yang cukup. Sebaliknya, pada masa generative memerlukan curah hujan yang sedikit,curah hujan yang ideal selama pertumbuhan tanaman tomat berkisar anyara 750 – 1250 mm per tahun.
4.        Angin. Tanaman tomat dapat tumbuh dengan hasil yang baik jika ditanam di lahan terbuka pada musim yang tidak banyak hujan dan angin. Angin kencang cenderung merugikan tanaman dari beberapa segi, antara lain mempercepat proses penguapan air di lapisan tanah atas dan memacu evaporasi sehingga tanaman layu dan buah rontok.

B.  Tanah
Keadaan tanah yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman tomat meliputi ketinggian tempat serta sifat-sifat fisika, kimia, dan biologi tanah(Pitoyo, 2005).
1.        Ketinggian tempat. Tanaman tomat daoat tumbuh dengan baik di daerah dataran rendah hingga tinggi sampai ketinggian 1.250 m dpl. Di Indonesia, tanaman tomat banyak dibudidayakan di daerah dengan ketinggian mulai 100 m dpl. Ketinggian tempat berkaitan erat dengan suhu udara siang dan malam hari.
2.        Sifat fisika tanah. Pada hakikatnya , tanamna tomat dapat ditanam pada segala jenos tanah, mulai tanah pasir hingga tanah lempung. Namun demikian, tanaman ini lebih sesuai hidup pada tanah yang gembur, berdrainase dan beraerasi baik, seta mengandung banyak humus. Sifat fisika tanah yang demikian antara lain terdapat pada tanah andosol, latosol, dan regosol.
3.        Sifat kimia tanah. Hampir setiap tanaman dan tumbuh dengan baik pada tanah yang bereaksi netral dengan kondisi pH antara 6,0-7,0. Beberapa literature menyebutkan bahwa pH tanah untuk pertumbuhan tanaman tomat berkisar antara 5-6.
4.        Sifat biologi tanah. Kedaan biologis tanah maupun lingkungan daerah yang akan dipergunakan untuk pertanaman tomat berpengaruh terhadap keberhasilan penangkaran benih tomat. Populaasi serta frekuensi kehadiran serangga penyerbuk sangat membantu keberhasilan perbenihantomat.













Jenis-jenis tanaman tomat :
Berdasarkan ketinggian tanamannya, jensi tomat dibagi menjadi 3 golongan utama, yaitu :

1. Determinate
Golongan ini merupakan yang terpendek diantara tanaman tomat, yakni hanya berkisar antara 50-80 cm saja. Golongan ini tidak bisa tumbuh tinggi karena ujung tanamannya diakhiri dengan rangkaian bunga. Jenis ini relatif memiliki umur sangat pendek sehingga dapat cepat dipanen.

2. Intermediate

Pohon Tomat dengan golongan ini termasuk relatif tinggi dan dapat tumbuh hingga mencapai 2m. Namun demikian, meskipun batang tanamannya relatif tinggi umurnya hanya berkisar 4 bulan saja.

3. Hybrida
Golongan ini merupakan hasil persilangan antara golongan determinate dengan intermediate. Karena merupakan persilanngan antara keduanya, varietas ini memiliki sifat dari keduanya.

Selain dikelompokkan berdasarkan bentuk fisik tanamannya, jenis
buah tomat juga banyak ditentukan berdasarkan bentuk buah dan juga kegunaannya. Beberapa jenis tomat yang lazim dikenal di masyarakat adalah sebagai berikut :



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEig227JkGYyKWrPSrP47UCv-tn1cWuL325P04xMxojx0InXs_HEGPVMZ1y3pYQFv1jKfORUrUGcv1aLPnAcWlsal4PBlefkLdpdUCjQ6xkRjeydyy_DM92Ti-zeXw-l4-H4HBvB1Zz2ak4/s200/tomat+plum.jpg
1.      Tomat Plum

Sesuai dengan namanya, penampilan tomat ini mirip buah plum. Bentuknya bulat lonjong, dagingnya banyak sekali mengandung air dan memiliki permukaan kulit yang tipis.

Tomat plum umumnya dipakai untuk tumisan dan masakan yang membutuhkan waktu memasak yang relatif lama seperti membuat saos tomat dan diolah sebagai
jus tomat.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdfHu2hv99ZE5FJpY74puqtfVqVBVgkiLa04d_nOxwx2SZyFWUanjkzeKPtgiFis293SORxmIxc0EZbt0c6sVXAT0Fz1iCTp9pybGyEqvv6IqAfw3w_xew4utJ5Qjd2p2FW_5fqTMJSUM/s200/tomat-beef.jpg

2.      Tomat Beef

Tomat beef ini memiliki bentuk yang paling besar jika dibandingkan dengan jenis lainnya. Karena ukurannya yang besar tomat jenis ini sering kali digunakan untuk membuat sandwich atau hamburger. Tapi tidak jarang juga para chef menggunakannya untuk bahan tumisan atau masakan lain yang memerlukan tomat dalam ukuran besar.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2CIoXU1Hn2SOc86iWxgfiyCwoSsAsJsVLlfXsGBQJIpQ3Qe63WydJyqb7H-ali-kAiq9RwnRAhqMekWdIoqSV2ES7U3c5C9lJYN9nMjJ-8y6KKgfDUplBfFeOQ198VsfvGOKAK2oY1TE/s200/tomat+ceri.jpg
3. Tomat Ceri

Tomat ini bentuknya kecil agak lonjong. Ketika masih muda warnanya hijau pucat dan ketika sudah masak warnanya berubah menjadi orange ke merahan. Rasanya dagingnya cukup manis, dan mengandung juice yang cukup banyak.
Umumnya digunakan sebagai pelengkap salad atau dimakan dalam keadaan segar.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQh_nkS90cvIhMZM-ER-8jy0wIIAzKW-y4ik9DsHQPUNzfLGIynkIBEykvVqFyPvgQ0BfPoP7q9lQg3H9z_DlSHTTawlY9dYauMDlDmqXujtQFLfJPuWvHxNgwQU1bcEtQCVznfg2lWNA/s200/tomat+hijau.jpg
4. Tomat Hijau

Sesuai dengan namanya, tomat ini berwarna hijau, teksturnya agak keras karena memiliki kandungan air yang sedikit. Sebenarnya tomat hijau adalah tomat yang dipanen sebelum masak.

Biasanya digunakan sebagai bahan tumisan karena rasanya yang cenderung segar.



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhykH_AkuQGoTcQ-nflWlgiS5k8OCp1PWPMpM8cL3gO_0iLCajNvL9EQ8c23UxqqISlUQdO61qqDytsMAxzSEA37C98pLWAJpCfbBMo0BG_Pi2RauC3JXWl1rTnoPKTggwPkZDOXPBP9Ow/s200/yellowPearTomato.jpg
5. Tomat Pear

Jens tomat ini memang mirip dengan buah pear (seperti air mata yang jatuh) hanya saja bentuknya jauh lebih kecil dari buah Pear. Memiliki warna beraneka ragam, mulai dari merah, orange, dan kuning dan rasanya cukup manis.

Umumnya dikonsumsi langsung atau ditambahkan sebagai bahan pelengkap salad. Tomat jenis ini kurang populer di Indonesia.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9swKyg1Vi-FAM69jT50M1lHXkplF5NYwCzz_z5goijx7Y96MfXl6yH-vONuK2IsAVr7uzWXZ8HYBXVYUAsaRu_t2fUEvAjamrAz4Vbu8StUjJ-_-hwIiUQ9F3DTxz72eJ_3x9U9u-57c/s200/tomat+anggur.jpg
6. Tomat Anggur

Tomat Anggur merupakan varian tomat yang paling kecil diantara lainnya. Berbeda dengan tomat ceri yang cenderung lebih lonjong, bentuk tomat anggur cenderung lebih bulat dan lebih kecil.

Karena rasanya yang cukup manis, tomat anggur sering kali dikonsumsi secara langsung ataupun digunakan sebagai salad. Sering kali ketika di jual warnanya kuning dan merah. Tomat jenis ini juga jarang dijumpai di Indonesia.

 

Cara menanam tomat dalam polybag

Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl, tergantung dari varietasnya. Tanaman tomat menghendaki tanah yang subur dan gembur, dengan pH sekitar    5,5-7.
Di alam bebas pohon tomat berbentuk seperti perdu, ketinggiannya bisa mencapai tinggi 3 meter. Namun setelah dibudidayakan tinggi tanaman ini tak lebih dari 2 meter dan biasanya ditopang oleh ajir atau tali untuk menahan agar tidak roboh.
Tanaman tomat bisa tumbuh baik di berbagai media seperti lahan terbuka, hidroponik, taman vertikultur dan media pot atau polybag. Pada kesempatan kali ini kami akan menguraikan tentang cara menanam tomat dalam polybag. Bila ingin mengetahui bercocok tanam tomat skala besar di lahan terbuka baca panduan umum budidaya tomat.

Pemilihan jenis tanaman

Secara umum, orang membedakan tomat dari bentuk buahnya. Terdapat empat golongan tomat yang banyak beredar di pasaran yakni, (1) Tomat buah atau tomat granola, bentuknya bulat dengan pangkal mendatar (2) Tomat gondol, bentuknya lonjong biasa digunakan sebagai bahan baku saus, (3) Tomat sayur, teskturnya keras rasanya sedikit kecut, (4) Tomat cherry, bentuknya kecil rasanya manis kecut.
Cara menanam tomat dalam polybag tidaklah sulit. Langkah pertama pilih jenis tomat dan varietas yang akan ditanam. Sesuaikan lokasi tempat budidaya dengan varietas tomat yang akan dipilih, terutama untuk kondisi iklim dan ketinggian tempat.
Untuk hasil yang maksimal, gunakan benih unggul dari sumber yang terpercaya. Benih tomat dari berbagai varietas bisa didapatkan di toko-toko pertanian. Keterangan mengenai sifat-sifat tanaman bisa dibaca pada label yang tertera dalam kemasan benih.Penyemaian benih tomat
Cara menanam tomat dalam polybag sebaiknya melalui tahap persemaian terlebih dahulu. Benih yang berupa biji harus disemaikan menjadi bibit tanaman. Langkah ini diperlukan karena benih yang baru tumbuh memerlukan perlakuan yang berbeda dengan tanaman yang telah tumbuh besar.
Siapkan tempat dan media persemaian terlabih dahulu. Pilih tempat persemaian yang terlindung dari hujan dan sinar matahari secara langsung. Media persemaian bisa bermacam-macam, silahkan baca cara membuat media persemaian untuk hortikuktura.
Bentuk persemaian bisa berupa bedengan, rak semai, atau polybag semai. Untuk persemaian dengan bedengan, buat larikan diatas bedengan dengan kedalaman 1 cm dan jarak antar larik 5 cm. Kemudian tanam benih tomat pada tiap larik dengan jarak 3 cm, tutup permukaannya dan siram secukupnya.
Untuk persemaian yang menggunakan ploybag, isi polybag dengan media persemaian. Bila tidak ada polybag bisa menggunakan daun pisang. Kemudian benamkan benih tomat sedalam 1 cm kedalam media tersebut. Lalu tutup permukaannya dan siram secukupnya. Setiap polybag cukup diisi satu benih.
Setelah benih disemaikan, lakukan penyiraman setiap 2 kali sehari dengan gembor yang halus. Berhati-hatilah ketika menyiram, jangan sampai merusak permukaan persemaian.
Pemupukan tambahan bisa diberikan setelah dua minggu dengan pupuk cair organik, pupuk kompos atau NPK. Perawatan lain yang harus dilakukan adalah penyiangan. Jangan sampai tumbuh gulma dalam area persemaian. Bibit tanaman tomat siap dipindahkan dari tempat persemaian ke dalam polybag setelah 30 hari atau sudah memiliki setidaknya 5 helai daun.

Pemindahan bibit tomat

Sebelum bibit dipindahkan, siapkan media tanam dan polybag. Isi polybag tersebut dengan tanah, arang sekam, dan kompos dengan perbandingan 2:1:1. Untuk lebih detailnya lihat cara membuat media tanam untuk polybag.
Terdapat dua cara menanam tomat dari tempat persemaian ke dalam polybag. Pertama, memindahkan bibit dengan dicabut. Caranya, siram persemaian dengan air agar media tanam menjadi lunak. Lalu cabut tanaman dengan hati-hati jangan sampai akar tanaman putus atau rusak. Kemudian masukkan tanaman tersebut secara tegak lurus pada lubang tanam yang ada dalam polybag. Posisi akar harus tegak lurus jangan sampai bengkok atau terlipat. Atur kedalaman lubang tanam sesuai dengan panjang akar.
Kedua, memindahkan bibit dengan diputar. Caranya tanaman tomat diangkat dengan media yang ada disekitarnya. Untuk bibit dari bedengan, cungkil tanaman sedalam 10 cm dengan sekop atau tangan. Kemudian angkat dan pindahkan berikut dengan tanahnya.
Untuk bibit dalam polybag semai, sobek atau tarik plastik polybag semai kemudian dipindahkan beserta tanahnya kedalam polybag yang lebih besar. Polybag semai dari plastik bisa dipakai berulang-ulang.

Pemeliharaan dan perawatan

Pemeliharaan tanaman tomat dalam polybag atau pot relatif mudah. Kesehatan tanaman lebih lebih terkontrol karena terhindar dari penularan penyakit lewat akar. Jaga agar media tanam tidak terlalu kering. Siram setidaknya 2 kali sehari, tetapi jangan terlalu basah untuk menghindari busuk akar.
Siangi gulma yang terdapat dalam polybag secara teratur. Apabila ada tanaman yang layu atau mati, cabut segera dan buang media tanamnya agar tidak menulari tanaman lain. Perawatan lain yang diperlukan adalah pemangkasan tunas dan pemberian ajir sebagai penopang tanaman.
Pupuk tanaman setelah satu minggu dengan kompos sebanyak satu genggam untuk setiap polybag. Lakukan penambahan pupuk kompos setiap bulan, atau bila terlihat tanaman kurang subur. Bila tanaman akan berbuah bisa ditambahkan pupuk buah atau pupuk organik cair.
Hama dan peyakit tanaman tomat lumayan banyak. Bila terlihat ada serangan hama, ambil hama tersebut secara manual. Buang daun atau batang yang rusak terkena hama. Penyemprotan hendaknya dilakukan apabila benar-benar diperlukan. Agar lebih aman untuk kesehatan dan lingkungan gunakan pestisida organik yang lebih alami. Silahkan baca cara membuat pestisida organik.

Pemanenan

Tanaman tomat dalam polybag sudah bisa dipanen setelah 3 bulan, tergantung dari varietasnya. Kriteria buah tomat yang siap dipanen adalah yang berubah warna dari hijau ke kuning-kuningan atau tepi daun terlihat kering dan batang menguning. Pemetikan dilakukan pada buah yang telah matang saja.
Buah tomat tidak matang secara serentak. Lakukan pemetikan setiap 2-3 hari sekali, jangan terlalu rapat untuk menghindari kerusakan tanaman. Waktu pemetikan yang paling baik pagi dan sore hari, ketika sinar matahari tidak terlalu terik. Demikian uraian singkat tenang cara menanam tomat dalam polybag.

 

B. HIPOTESIS

Hama dan penyakit tanaman tomat

Pengendalian hama dan penyakit merupakan salah satu faktor penting dalam usaha budidaya tanaman tomat. Serangan hama dan penyakit bisa menurunkan produktivitas panen atau bahkan menyebabkan kematian tanaman.
Pada kesempatan kali ini alamtani, akan menguraikan berbagai macam hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman tomat. Pengendalian yang tepat menolong kita untuk mendapatkan hasil panen yang optimal.
Beberapa hama yang sering menyerang tanaman keluarga Solanaceae dijumpai juga pada tanaman tomat. Jenisnya bisa berupa ulat, kutu dan lalat. Sedangkan penyakit tanaman tomat bisa berupa layu, busuk, serangan virus dan bakteri. Berikut ini hama dan penyakit yang sering dijumpai dalam budidaya tanaman tomat di Indonesia.

 

Hama tanaman tomat

a. Ulat buah

Ulat buah (Helicoverpa armigera atau Heliothis armigera) menyerang daun, bunga dan buah tomat. Ulat ini membuat lubang pada buah tomat secara berpindah-pindah. Buah yang dilubangi akanmengalami infeksi dan membusuk.
Panjang tubuh ulat buah sekitar 4-5 cm dengan permukaannya berkutil dan dtumbuhi bulu. Warna ulat ini bervariasi dari mulai hijau, hijau kekuningan, kecoklatan hingga hitam. Pada bagian samping tubuh terdapat garis bergemlombang dengan warna yang lebih terang. Bentuk ngengatnya memiliki panjang 2 cm, dengan warna sayap bagian luar coklat dan bagian dalamnya putih.
Ulat buah dikendalikan dengan memungut manual ulat dan telurnya kemudian dibakar. Jaga kebersihan kebun dari gulma dan semak belukar. Dalam bentuk ngegat bisa dikendalikan dengan perangkap ultraviolet. Untuk penyemprotan gunakan jenis insektisida.

b. Ulat tanah

Ulat tanah menyerang pangkal batang dan tangkai daun. Batang yang terkena gigitan ulat tanah akan mudah patah dan mati. Selain itu, larva ulat buah menyerang permukaan daun pada tanaman tomat yang masih muda. Serangan ulat tanah biasanya menghebat di awal musim kemarau.
Bentuk tubuh ulat tanah lebih pendek dari ulat buah, panjangnya sekitar 2 cm. Warna ulkat tanah coklat tua dengan garis-garis dibagian sampingnya. Larva ulat buah berkembang dan bersembunyi di bawah permukaan tanah hingga kedalaman 10 cm. Larva akan keluar pada malam hari dan mulai menggiti tanaman tomat.
Ulat bisa dikendalikan dengan memunguti larva pada sore atau malam hari. Larva biasanya berkumpul di permukaan tanah. Pengolahan tanah yang baik bisa menekan perkembangan ulat tanah. Bila serangan menghebat bisa disemprot dengan insektisida.

c. Kutu daun hijau

Kutu daun hijau (Aphis sp.) merupakan vektor pembawa virus. Jadi, tanaman tomat yang dihinggapi kutu ini kan terkena penyebaran virus. Ukuran panjang kutu hijau sekitar 2 mm. Ada yang bersayap dan tidak bersayap. Kutu yang bersayap warna kepala dan dadanya coklat hingga kehitaman, bagian perutnya biasanya berwarna hijau kekuningan. Kutu yang tidak bersayap berwarna hijau kekuningan.
Daun yang terserang kutu hijau bervariasi, daun menjadi keriting dan kerdil, bentuknya melengkung ke bawah. Bisa juga daun menyempit seperti pita. Warna daun mozaik dan daun menjadi rapuh.
Untuk menekan perkembangan hama ini bisa dengan penggunaan mulsa plastik perak, kutu hijau tidak menyukai pantulan sinar matahari. Penyemprotan bisa memanfaatkan insektisida.

e. Lalat putih

Lalat putih (Bemisicia tabaci) atau disebut juga kutu kepul memiliki ciri berwarna putih, permukaan tubuhnya dilapisi tepung putih. Panjang lalat ini kurang lebih 1 mm, rentangan sayapnya sekitar 2 mm.
Tanaman tomat yang terserang lalat putih akan terlihat seperti terselubungi tepung putih. Bila disentuh tepung putih tersebut akan berhamburan. Akibat serangan hama ini pertumbuhan tanaman menjadi terhambat dan kerdil. Daun akan mengecil dan menggulung ke atas.
Perkembangan hama ini bisa dikendalikan dengan penggunaan mulsa jerami atau mulsa kuning. Selain itu bersihkan areal tanaman liar disekitar kebun. Penyemprotan bisa menggunakan insektisida.

f. Lalat buah

Lalat buah (Bactrocera sp.) panjang badannya sekitar 8 mm dengan sayap transparan warna tubuhnya hijau kehitaman. Dalam bentuk belatung muda berwarna putih, menjelang tua menjadi kekuningan panjangnya sekitar 1 cm. Belatung ini terletak dalam daging buah.
Buah tomat yang terserang lalat buah menjadi busuk, bila dibuka terdapat belatung. Pupa lalat buah hidup dipermukaan tanah. Untuk mengendalikan hama ini, adalah dengan melakukan pengolahan tanah yang benar. Balik tanah dengan dicangkul atau dibajak, dan biarkan terkena sinar matahari selama beberapa hari hingga pupua lalat mati.
Bisa juga denngan membuat perangkap untuk lalat jantan. Sehingga lalat betina tidak sempat dikawini dan populasinya menurun drastis. Buah yang terserang segera dipetik dan dibakar. Bersihkan gulma disekitar tanaman tomat.

Penyakit tanaman tomat

a. Layu fusarium

Penyakit layu fusarium disebabkan oleh serangan jamur Fusarium oxysporum. Jamur ini awalnya menyerang dari akar kemudian berkembang ke lewat jaringan pembuluh. Tanaman tomat yang terkena penyakit ini akan berubah menjadi layu dan mati.
Jaringan pembuluh yang terserang berwarna coklat dan menghambat aliran air dari akar ke daun. Sehingga daun dan batang atas menjadi layu.
Pada malam hari tanaman masih terlihat segar, begitu ada sinar matahari dan terjadi penguapan tanaman dengan cepat menjadi layu. Pada sore harinya, bisa kembali menjadi segar dan keesokan harinya akan layu kembali hingga pada akhirnya mati.
Untuk menghindari serangan penyakit ini gunakan benih yang resisten. Penggunaan mulsa plastik juga bisa menekan perkembangan jamur dalam tanah. Hindari budidaya tanaman tomat pada bekas lahan yang pernah terserang jamur ini. Berikan jeda yang cukup lama hingga bisa kembali ditanami tomat.

b. Busuk daun

Penyakit busuk daun disebabkan oleh jamur Phytophthora infestans. Biasanya menyerang pada tanaman tomat di dataran tinggi. Gejala serangan pada daun terjadi bercak coklat hingga hitam. Awalnya menyerang ujung dan sisi daun, kemudian meluas ke seluruh permukaan daun hingga ke tangkai daun.
Tanaman yang terserang penyakit ini harus segera dicabut dan dibakar, jangan di kubur. Gunakan varietas unggul dan bebas jamur. Penyemprotan bisa menggunakan fungisida.

c. Busuk buah

Busuk buah disebabkan oleh cendawan Thanatephorus cucumeris. Penyakit ini menyerang buah tomat. Buah yang terserang akan terlihat bercak kecil berwarna coklat. Kemudian akan membesar, cekung dan bagian tengahnya retak.
Selain itu ada busuk buah yang disebabkan oleh cendawan Colletotrichum coccodes. Gejalanya terdapat bercak kecil berair, membulat dan cekung. Pada pangkal buah dekat tangkai terdapat bercak ungu.
Pengendalian adalah dengan menggunakan benih resisten. Sisa tanamn yang sakit tidak boleh dipendam tapi harus dibakar untuk memutus siklus hidup cendawan. Gunakan air untuk menopang tanaman tomat agar buah tidak menyentuh tanah. Lakukan rotasi tanaman bila serangan meluas semprot dengan fungisida yang berbahan aktif kaptafol.

d. Bercak bakteri

Penyakit bercak bakteri disebabkan oleh Xanthomonas vesicatoria. Penyakit ini bisa menyerang buah, daun dan batang tanaman tomat. Pada buah pada mulanya terlihat bercak berair dan berubah menjadi bercak bergabus. Daun yang terserang akan terlihat keriting dan mengering. Sedangkan batang yang terserang akan terlihat kerang memanjang berwarna keabu-abuan.
Pengendalian dilakukan dengan memilih benih unggul yang bebas penyakit. Rotasi tanama dengan yang berbeda keluarga bisa membantu menekan resiko serangan. Tanaman yang terserang dicabut dan dibakar. Penyemprotan bisa menggunakan bakterisida yang mengandung antibiotik, gunakan dosis sesuai petunjuk.

 

 

4 Cara Mengatasi Penyakit pada Tanaman Tomat yang Wajib Diketahui


Budidaya tanaman merupakan salah satu kegiatan yang memiliki banyak manfaat. Terbukti, selain memperoleh keuntungan ekonomis dengan menanam tanaman kita juga bisa memperoleh manfaat kesehatan serta mampu melatih keseimbangan emosional kita.
Tidak hanya sampai disitu, membudidayakan tanaman juga mampu meningkatkan kecerdasan otak dan menambah kreatifitas. Hal ini terjadi karena banyak hal yang harus dilakukan dan dihadapi ketika anda menanam suatu tanaman.
Diantara sekian banyak jenis tanaman anda pasti mengenal tanaman tomat. Buah tomat seringkali kita jumpai pada masakan karena ia memang bisa dipakai untuk berbagai keperluan memasak.
Bukan hal yang baru jika tanaman tomat dibudidayakan. Tidak hanya diladang atau pedesaan, kini bahan kita bisa menjumpai masyarakat kota yang menanam tomt di pekarangan rumahnya. Kali ini kami bukan hendak mengajarkan cara menanam tomat karena anda bisa membacanya di artikel kami sebelumnya seperti Cara Menanam Tomat Hidroponik dan Cara Menanam Tomat dalam Polybag. Anda tentu tahu bahwa salah satu kendala dalam budidaya tanaman tomat adalah serangan hama dan penyakit tanaman tomat. Sekarang kami akan mengulas cara mengatasi penyakit pada tanaman tomat.
Beberapa penyakit tanaman tomat yang paling sering adalah busuk daun, busuk buah, bulai dan layu fusarium. Meski demikian sebenarnya masih banyak lagi penyakit yang lain hanya saja kasusnya tidak begitu hebat. Mari kita kenali dan kita bahas satu per satu penyakit tanaman tomat dan bagaimana cara mengatasi penyakit tanaman tomat tersebut.
1. Cara Mengatasi Penyakit Busuk Daun pada Tanaman Tomat
Pada budidaya tanaman  tomat, busuk daun merupakan salah satu penyakit yang sangat ditakuti oleh kalangan petani karena mampu menurunkan produksi tanaman tomat secara drastis. Penyakit busuk daun pada tanaman tomat biasanya disebabkan oleh cendawan pathogen. Namun ternyata ada juga busuk daun tanaman tomat yang disebabkan oleh infeksi bakteri Xanthomonas vesicatoria hanya saja kasus ini lebih jarang terjadi.
Penyebab utama busuk daun tanaman tomat dan yang paling sering adalah karena infeksi cendawan Phytopthora Infestans. Cendawan ini akan menimbulkan bercak kecoklatan pada area daun lalu sekitarnya menjadi kuning dan akhirnya sebagian beasar atau bahkan seluruh daun menjadi busuk. Jika tak segera ditangani penyakit busuk daun dapat mematikan tanaman tomat.
Cara mengatasi busuk daun pada tanaman tomat ialah dengan menggunakan fungisida kontak berbahan aktif mancozeb yang disemprotkan 2-4 hari berturut-turut lalu disambung fungisida sistemik berbahan aktif metalaksil untuk pengobatan dari dalam. Agar tidak terjadi serangan terlalu parah maka sebelum terjadi serangan sebaiknya anda melakukan langkah pencegahan.
Langkah pencegahan terbaik untuk busuk daun pada tanaman tomat adalah dengan menggunakan fungisida sistemik berbahan aktif metalaksil setiap 10 hari sekali dan menggunakan fungisida kontak mancozeb setiap 5 hari sekali.
2. Cara Mengatasi Penyakit Busuk Buah pada Tanaman Tomat
Penyakit busuk buah pada tanaman bisa disebabkan oleh 3 hama yakni serangga, jamur dan bakteri patogen. Mari kita ulas lebih lanjut satu per satu.
  • Serangga Patogen
Hama serangga penyebab busuk buah tomat yang paling utama adalah lalat buah. Sedang yang secara tak langsung ialah ulat yang memakan sebagian kulit dan daging buah. Lalat buah akan menyengat buah dan meninggalkan telurnya yang kemudian akan menetas menjadi larva dan memakan daging buah dari dalam.
Untuk mengatasi penyakit tanaman tomat karena serangga ini  tentu kita harus menggunakan insektisida sistemik maupun kontak. Jika anda sudah menemukan gejala serangan, anda harus segera melakukan penyemprotan insektisida kontak dan sistemik. Untuk kontak sebaiknya gunakan bahan aktif sipermetrin dan sistemiknya gunakan bahan aktif metomil.
  • Jamur Patogen
Hama jamur patogen penyebab busuk buah pada tomat adalah antraknosa. Cendawan ini memang menyerang banyak jenis tanaman buah. Gejalanya ialah terjadinya bercak (lesi) busuk berwarna coklat atau kehitaman dengan pola melingkar dan memiliki mata di tengahnya. Cara mengatasi serangan antraknosa pada tanaman  tomat ialah dengan menanam benih unggul yang toleran antraknosa serta menentukan tanggal tanam tomat agar panen buah tidak jatuh di musim penghujan.
Cara mengatasi penyakit tanaman tomat ini adalah jika anda menemui gejala serangan antraknosa pada tanaman tomat anda maka sebaiknya anda segera menyemprotkan fungisida berbahan aktif propineb selama 3 hari berturut-turut. Setelah itu semprotkan fungisida berbahan aktif azol.
  • Bakteri Patogen
Banyak sekali jenis bakteri yang menyebabkan busuk buah, namun pada buah tomat karena posisi buah menggantung maka serangan bakteri tidak akan begitu hebat. Hanya saja bakteri seperti Xanthomonas vesicatoria yang tadinya hanya menginfeksi daun dan batang, apabila ada bagian kulit buah yang terluka maka ini bisa menjadi jalan masuk utama bagi bakteri untuk menginfeksi buah tersebut dan membusukkannya. Hal ini biasanya merupakan tindak lanjut dari serangan ulat. Untuk mengatasi penyakit tanaman tomat ini anda bisa menggunakan bakterisida berbahan aktif streptomicin atau tembaga hidroksida.
3. Layu Fusarium
Untuk penyakit layu fusarium merupakan penyakit yang paling susah diatasi jika sudah terjadi serangan karena hingga saat ini belum ditemukan cara mengatasi penyakit tanaman tomat yang satu ini. Belum ada Fungisida kontak maupun sistemik yang efektif untuk mengatasi serangan layu fusarium yang sudah terjadi pada tanaman. Tanaman yang semula sehat akan nampak layu disiang hari dan sekitar 7 – 10 hari maka tanaman akan mati.
Pencegahan merupakan langkah paling efektif hingga saat ini yakni dengan menerapkan aplikasi trichoderma pada pupuk dasar bedengan serta melakukan pengkocoran trichoderma dengan rutin..
4. Bulai Daun (Gemini)
Bukan hanya tanaman cabe dan jagung saja yang mudah terserang bulai daun, namun tanaman tomat juga berpotensi terserang bulai daun. Gejalanya mirip sekali dengan bulai daun pada cabe. untuk mencegahnya sebaiknya anda menanam varietas tomat yang tahan virus gemini. Dan untuk mengobati tanaman yang sudah bulai maka gunakan bahan aktif hidroksibenzoat.

BAB III

BAHAN DAN METODE


3.1       Alat Dan Bahan

1.      Polybag 3 lembar
2.      Biji tomat 15 biji
3.      Tanah
4.      Pupuk kandang
5.      Air
6.      Kardus

3.2       Metode Kerja

1.      Siapkan alat dan bahan
2.      Keringkan biji tomat yang buahnya matang
3.      Rendam biji tomat tersebut didalam air selama 12 jam
4.      Campurkan pupuk kandang dengan tanah
5.      Setelah biji tomat di rendam, lakukan penyeleksian dengan cara memasukan biji tomat kedalam air, lalu ambil biji tomat yang tenggelam untuk ditanamkan
6.      Masukan tanah yang telah dicampur pupuk kedalam setiap polybag
7.      Letakan biji tomat didalam polybag yang telah diisi campuran tanah dengan pupuk. Setiap polybag diisi oleh 5 biji tomat
8.      Letakan polybag pertama diluar rumah agar mendapatkan cahaya matahari secara langsung. Selanjutnya letakan polybag kedua di dalam ruangan yang tersinari cahaya matahari secara tidak langsung. Lalu untuk polybag ketiga letakan di tempat tertutup yang tidak ada sinar matahari (dalam keadaan gelap) namun tetap harus ada udara.
9.      Amati perubahan tinggi pada setiap polybag
10.  Lakukan pengamatan tersebut selama 12 hari dan ambil gambar setiap polybag dalam selang waktu 3 hari

BAB IV

HASIL DAN ANALISI


4.1    Hasil Pengamatan

         4.1.1   Hasil pengamatan dalam tabel

POLYBAG
HARI KE
3
6
9
12
1.
(CAHAYA LANGSUNG)
2.3
3.5
4
4.5
1.8
3
3.4
3.6
1.8
3
3.5
3.7
0.6
2.6
3.1
3.4
0.3
2.9
3.9
4.9
RATA-RATA
1.36
3
3.58
4.02
2.
(CAHAYA TIDAK LANGSUNG)
7
7.3
8.3
8.8
2.3
7
7
7.2
2
4.5
5.5
5.7
1.3
4.3
5
5.5
0.4
5.1
6.8
8
RATA-RATA
2.6
5.64
6.52
7.04
3.
(TANPA CAHAYA/
GELAP)
0.8
8.8
6.5
10.5
0.8
6.5
10.5
6.5
0.2
5.3
5.4

0.4
6.3
7.6

0.6
7.3
9.5

RATA-RATA
0.56
6.84
7.9
8.5

  4.1.2   Hasil pengamatan dalam diagram















4.2     Analisis

Dari ke-3 polybag yang disimpan di tempat yang berbeda, setelah 12 hari diamati, tumbuhan yang palin tinggi adalah tumbuhan yang tidak mendapatkan sinar matahari (gelap). Hal ini karena kerja hormone auksin yang ada pada tumbuhan tidak dihambat oleh sinar matahari, sehingga tanaman tomat tersebut akan tumbuh lebih tinggi dari tanaman yang lain.
Hormone auksin akan terurai apabila terkena sinar matahari, peristiwa ini akan menghambat pertumbuhan tanaman tomat. Oleh karena itu, tumbuhan yang mendapatkan sinar matahari langsung lebih pendek daripada tanaman tomat yang lain. Sejalan dengan itu, tumbuhan yang mendapatkan sinar matahari secara tidak langsung tidak menunjukan hasil yang sangat signifikan, dalam artian tumbuah ini tidak tumbuh lebih tinggi daripada tanaman yang disimpan di tempat yang gelap, dan tumbuh lebih tinggi daripada tanaman yang yang mendapatkan sinar matahari secara langsung. Perbedaan ini terjadi karena intensitas cahaya yang didapatkan setiap polybag berbeda.
Jika ditinjau dari pertumbuhan tinggi tanaman, tumbuhan yang disimpan di tempat yang gelap lebih tinggi dari tanaman yang lain. Hal ini berbanding terbalik dari bertumbuhan batang dan daunnya. Daun pada tumbuhan yang mendapatkan sinar matahari langsung lebih banyak daripada tumbuhan yang lain meskipun tanaman ini lebih pendek, sehingga setelah 12 hari tumbuhan ini tumbuh dengan subur.
Setelah hari ke-12, tumbuhan yang disimpan di tempat yang gelap satu-persartu mati. Meskipun tanaman ini lebih tinggi, tetapi daun dan batang dari tanaman ini terlihat kering. Artinya, tumbuhan yang baik adalah tumbuhan yang mendapatkan sinar matahari secara langsung.



BAB V

PENUTUP


6.1              Kesimpulan

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan selam 12 hari, tanaman yang dapat tumbuh dengan baik adalah tanaman yang mendapatkan sinar matahari secara langsung. Meskipun hormone auksin akan terurai apabila terkena sinar matahari yang selanjutnya akan menghambat pertumbuhan tinggi tanaman, tetapi sinar matahari sangat berperan penting dalam proses fotosintesis

5.2       Saran

Saran yang dapat penyusun sampaikan ialah bagi para petani tanaman tomat hendaknya memberikan pencahayaan yang baik bagi tananmannya agar  tanaman tersebut dapat tumbuh dengan baik. Selain daripada itu, pemberian pupuk juga sangat penting untuk mendapatkan hasil yang maksimal.


Komentar

Posting Komentar